SOLOPOS.COM - Para pekerja dari CV Cahaya Teknik Karanganyar melakukan normalisasi jaringan listrik di sekitar underpass Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (15/5/2013). (Ivan Andimuhtarom/JIBI/SOLOPOS)

Para pekerja dari CV Cahaya Teknik Karanganyar melakukan normalisasi jaringan listrik di sekitar underpass Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (15/5/2013). (Ivan Andimuhtarom/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO–Normalisasi jaringan tegangan menengah (JTM) listrik di sekitar underpass Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, yang dikerjakan Rabu (15/5/2013) dikeluhkan warga. Sebabnya, warga merasa belum menerima pemberitahuan atas rencana pemadaman listrik untuk pekerjaan tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Teknisi lapangan CV Cahaya Teknik Karanganyar, Paiyo Suyono, 40, dijumpai Solopos.com di sela-sela aktivitasnya, Rabu, mengatakan pemadaman listrik harus dilakukan agar petugas tidak tersengat aliran listrik sebesar 20.000 volt yang mengalir pada kabel listrik.

Listrik di wilayah sebelah barat underpass, kata dia, terpaksa dipadamkan sejak pukul 09.00 WIB dan baru dihidupkan saat pekerjaan sudah beres. Sementara, arus listrik di wilayah sebelah timur underpass dipadamkan pagi pukul 09.00 WIB sampai 10.00 WIB.

“Dari pukul 10.00 WIB hingga sekitar pukul 13.20 WIB, listrik mengalir ke wilayah timur. Pukul 13.20 WIB sampai selesai nanti, listrik kami matikan lagi karena pekerja saya harus menyambung kabel JTM dari barat ke timur,” terangnya.

Menurutnya, dulu pengalihan jaringan dilakukan agar alat berat yang dipakai kontraktor pyoyek, PT Dian Previta, tidak mengenai kabel beraliran listrik. Jalur listrik dari arah barat dibelokkan ke utara kemudian menyebarang rel kereta api dan disambung dengan jaringan di sebelah timur underpass.

“Karena pekerjaan underpass sudah selesai, maka kami mengembalikan jaringan ini kepada kondisi semula. Kami telah berkoordinasi dengan PLN dalam pemadaman listrik ini. Kami hanya mengerjakan pengalihan jaringannya saja. Masalah pemadaman itu wewenang PLN. Kami berusaha mengerjakan ini secepat mungkin. Area pemadaman juga kami buat seminimal mungkin. Kami enggak mau pelanggan PLN kecewa dan PLN mengalami kerugian yang banyak,” ujarnya.

Seorang warga RT 002/RW 012, Dukuh Saripan, Makamhaji, Sohirun, 77, mengaku merasa dirrugikan dengan pemadaman listrik yang dilakukan selama normalisasi jaringan tersebut. Menurutnya, pekerjaannya sebagai tukang jahit yang mengandalkan listrik untuk menggerakkan mesin jahit menjadi terhambat, bahkan ia tak bisa bekerja selama listrik padam.

“Saya menyayangkan tidak adanya pemberitahuan sebelum pemadaman. Tiba-tiba tadi pagi listrik padam. Saya jadi enggak bisa kerja. Keluhan ini juga dirasakan oleh warga di sekitar sini,” keluhnya saat dijumpai Solopos.com di rumahnya, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya