SOLOPOS.COM - Suasana Festival Rontel Pacitan, Jumat (21/8/2015). (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

Perayaan HUT RI di Pacitan diikuti warga Pacitan. Udara dingin tak menghalangi mereka menyaksikan Festival Rontek 2015.

Suasana Festival Rontel Pacitan, Jumat (21/8/2015). (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

Suasana Festival Rontel Pacitan, Jumat (21/8/2015). (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Madiunpos.com, PACITAN –Macet, ramai, dan berdebu. Situasi itulah yang terlihat di sepanjang Jl. Ahmad Yani dan Jl. Panglima Sudirman, Pacitan, Jumat (21/08/2015) malam lalu. Namun, udara malam yang dingin dengan angin kencang yang menerbangkan debu tak menjadi halangan bagi masyarakat Pacitan untuk tetap datang dan berdesakan menunggu lewatnya peserta Festival Rontek 2015 yang digelar Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam perayaan HUT RI.

Suasana Festival Rontel Pacitan, Jumat (21/8/2015). (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

Suasana Festival Rontel Pacitan, Jumat (21/8/2015). (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

Suasana Festival Rontel Pacitan, Jumat (21/8/2015). (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

Suasana Festival Rontel Pacitan, Jumat (21/8/2015). (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

Suasana Festival Rontel Pacitan, Jumat (21/8/2015). (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

Suasana Festival Rontel Pacitan, Jumat (21/8/2015). (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

Orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak balita rela berdesakan melihat Festival Rontek 2015 tersebut. Acara seperti ini merupakan event rutin yang diselenggarakan pada bulan Agustus setiap tahunnya, bulan perayaan HUT RI.

Seni rontek pada awalnya adalah tabuhan yang digunakan untuk membangunkan orang saat akan sahur pada bulan Ramadan. Seiring perkembangan waktu, cara penyajian rontek yang semula sangat sederhana, yaitu dengan memukul kentongan dari bambu dan berkelompok berjalan keliling lingkungan atau desa, kini telah berkembang. Bukan hanya kentongan dari bambu yang dipukul.

Masyarakat kini telah mengolaborasikan rontek bambu dengan alat-alat lain, seperti saron peking gemelan, dan kendang. Mereka kini juga menyanyikan lagu-lagu jawa mengikuti irama rontek.

Undang Minat Warga
Festival Rontek Pacitan (FRP) dalam rangka Perayaan HUT Ke-70 Republik Indonesia ini cukup banyak mengundang minat, baik itu sebagai peserta festival ataupun masyarakat yang ingin melihat festival tersebut. Terbukti festival rontek tahun 2015 ini diikuti oleh 36 tim perwakilan dari beberapa kecamatan dan desa/kelurahan seluruh Kabupaten Pacitan.

“Rame Mas, Pacitan kalau Agustusan meriah. Kalau [tahun] kemarin-kemarin kan pas Agustus pas bulan Ramadan, sekarang Ramadannya sudah lewat, jadi tambah ramai,” ujar Yuyun, salah seorang penonton FRP.

FRP yang Jumat malam itu dimulai pada pukul 20.00 WIB, membuat jalan protokol Kota Pacitan macet total. Pasalnya para peserta Festival Rontek harus berkeliling kota sambil memainkan rontek mereka. Bukan hanya berjalan, ada banyak peserta menumpang mobil pick up yang dihias, dan becak layaknya sebuah karnaval.

12 Tim Semalam
Festival Rontek Pacitan (FRP) 2015 ini digelar selama tiga hari, Jumat-Minggu (21-23/8/2015). Setiap malam, hanya 12 tim dari 36 peserta yang turun ke jalan.

Pada malam pertama, 12 tim dari kecamatan kota Pacitan menampilkan atraksi meriahnya. Ke-12 tim tersebut adalah Desa Bangunsari, Desa Tanjungsari, Kelurahan Sidoharjo, Desa Bolosingo, Desa Tambakrejo, Desa Nanggungan, Desa Arjowinangun, Desa Sedeng, Desa Sirnoboyo, Desa Purworejo,  Desa Banjarsari dan Desa Sambong.

Malam kedua FRP, Sabtu (22/8/2015), menampilkan 12 tim dari Kecamatan Donorojo, Desa Semanten, Kecamatan Bandar, Desa Widoro, Kelurahan Pucangsewu, Kecamatan Arjosari, Desa Kayen, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Sudimoro, Desa Menadi, Desa Sumberharjo, dan Desa Ponggok. Pada Malam ketiga, Minggu (23/8/2015), tampil 12 tim dari Kecamatan Nawangan, Kecamatan Punung, Kecamatan Pringkuku, Kecamatan Tulakan, Desa Sukoharjo, Desa Mentoro, Kelurahan Pacitan, Kecamatan Tegalombo, Kecamatan Ngadirojo, Kelurahan Ploso, Kelurahan Baleharjo, dan Desa Kembang.

Berbagai model dan irama musik, ditambah properti yang apik menjadikan Festival Rontek Pacitan 2015 terasa sangat menghibur. Dalam FRP kali ini, panitia dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Pacitan mengambil juri dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, ISI Surakarta, dan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya. Festival Rontek Pacitan (FRP) 2015 kali ini akan memilih lima penyaji terbaik, 3 penata musik terbaik, dan 1 pelestari budaya. (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya