SOLOPOS.COM - Tur veteran Himeyuri di lokasi Perang Okinawa (the-japan-news.com)

Perang Okinawa yang menelan puluhan ribu korban di pihak Jepang maupun Sekutu menjadi salah satu peristiwa bersejarah bangsa Jepang.

Solopos.com, ITOMAN — Anggota Himeyuri—kesatuan perawat saat Perang Okinawa—melakukan tour untuk mengenang peristiwa bersejarah Perang Okinawa, Sabtu (11/7/2015). Tour ini adalah kali pertama yang dilakukan sejak 20 tahun yang lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perang Okinawa merupakan pertempuran di Kepulauan Ryukyu, Okinawa, Jepang yang tercatat sebagai serangan amfibi terbesar dalam Perang Pasifik, Perang Dunia II. Perang bersejarah ini berlangsung selama 82 hari, mulai awal April 1945 hingga pertengahan Juni 1945.

“Kemungkinan, tour kali ini akan menjadi yang terakhir untuk mantan anggota Himeyuri,” terang Kepala Museum Himeyuri Yoshiko Shimabukuro, dilansir the-japan-news.com, Selasa (14/7/2015), “aku berharap perang seperti ini tidak akan terjadi lagi.”

Tour di Okinawa terhenti sejenak sejak 1995 dikarenakan fisik anggota Himeyuri yang tidak lagi bugar. Selain itu, anggota Himeyuri juga disibukkan oleh aktivitas mengajar perawat muda tentang pengalaman mereka di medan perang.

Doakan Korban
Tour tahun ini diadakan untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia II. Pihak museum telah mengatur segala sesuatu yang diperlukan untuk menyelenggarakan tour tersebut. Hal itu dilakukan agar peserta dan penyelenggara mendapatkan kesempatan berdoa untuk para korban Perang Okinawa.

Momoko Yonaha, salah satu anggota Himeyuri, menceritakan pengalamannya kehilangan salah satu teman saat Perang Okinawa berlangsung. Saat itu, Yonaha sedang merawat tentara yang terluka di sebuah gua di Kota Haebaru, Distrik Shimajiri, Okinawa.

“Temanku saat itu terpelanting ke dinding gua dan tewas mengenaskan. Badanku mulai menggigil ketakutan karena melihat manusia tewas seperti itu,” terang Yonaha saat di dalam bus, dikutip dari the-japan-news.com.

Shimabukuro berdoa di sebuah monumen di depan gua tempat terbunuhnya korban-korban Perang Okinawa. Shimabukuro mengatakan, “Dulu ada banyak tumpukan mayat di sini,” sambil menunjuk pintu masuk gua, “Genangan darah juga dulu memenuhi tempat ini. Itu adalah hal yang sebenarnya tidak ingin aku lihat.” (Bimo Putra W/JIBI/Solopos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya