Solopos.com, LUMAJANG – Bagi masyarakat umum, dukun biasa diasosiasikan sebagai “orang pintar” yang melayani jasa pengobatan tradisional, pengasihan hingga hal negatif seperti pelet atau santet. Namun, bagi Suku Tengger, dukun memiliki konsep berbeda yang membuat posisinya cukup dihormati karena memiliki peran layaknya pemuka agama seperti kiai dan pendeta.
Suku Tengger merupakan penduduk mayoritas yang mendiami kawasan lereng Bromo. Secara administrasi, Suku Tengger mendiami lereng Gunung Bromo yang meliputi empat kabupaten di Jawa Timur yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.