SOLOPOS.COM - Seniman tampil saat kegiatan Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 2022 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf/wsj.

Solopos.com, BADUNG — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Jokowi menjamu makan malam para pemimpin G20 dan organisasi internasional, Selasa (15/11/2022) malam. Dalam acara bertajuk “Welcoming Dinner & Cultural Performance G20 Indonesia” yang digelar di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park tersebut, para undangan disuguhi berbagai atraksi dan penampilan budaya.

Sosok Eko Supriyanto atau yang akrab disapa Eko Pece menjadi lead koreografer dalam atraksi yang melibatkan 282 penari itu. Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo itu berkolaborasi dengan beberapa seniman dari seluruh Indonesia, di antaranya I Ketut Rina, AA Gede Oka, dan Cak Rina.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepada Solopos.com, Rabu (13/11/2022) malam, Eko menceritakan persiapan penampilan budaya itu hingga akhirnya bisa disuguhkan kepada para pemimpin negara perserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Tarian yang berdurasi 28 menit itu ide utamanya adalah filosofi Tri Hita Karana.

Tri Hita Karana berasal dari kata tri yang berarti tiga, hita yang berarti kebahagiaan dan karana yang berarti penyebab. Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan ke Tuhan yang saling terkait satu sama lain. 

Ekspedisi Mudik 2024

Sedangkan tema besarnya adalah Pulih Bersama Pulih Lebih Kuat yang juga menjadi tema pertemuan G20 kali ini, yakni Recover Together Recover Stronger. Penampilan tarian terbagi dalam empat babak. “Lewat pertunjukan tersebut kita diingatkan untuk saling berpegangan tangan bersama, berdampingan, hidup rukun, dan menyebarkan kebahagiaan untuk melewati masa yang berat, yakni pandemi Covid-19,” kata Eko.

Baca Juga: Presiden Jokowi Apresiasi Kerja Keras Semua Pihak, Angkat Jempol untuk PLN

Empat babak tersebut masing-masing menceritakan tantangan atau challenge, alam atau nature, pulih bersama atau recover together, dan pulih lebih kuat atau recover stronger. Pada babak pertama, para penari menyuguhkan tarian Bujang Ganong, Garuda Paksi, dan Kecak.

Kecak merupakan penggambaran pandemi Covid-19 yang menghantam dunia. Kecak bak pandemi yang kemudian dilawan oleh Garuda Paksi dan kemunculan Bujang Ganong dari Ponorogo, sebagai manifestasi dari vaksin yang akhirnya bersama-sama bisa melawan pandemi.

Kemudian pada babak kedua, dilanjutkan penampilan tarian Kijang, Pecak, Kupu-kupu, dan Enggang yang diiringi lagu Damai karya Guruh Soekarno Putra sesuai dengan penggambaran nature atau alam. Perpaduan tarian ini menggambarkan bahwa hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Sang Pencipta harus seimbang agar dunia lestari.

Baca Juga: Video Xi Jinping Marahi PM Kanada di KTT G20 Bali Beredar Luas

“Lewat tarian ini kami juga mengajak untuk mengasihi semua makhluk yang ada tanpa pamrih demi keharmonisan antara manusia dan alam,” jelas Eko. Lagu Damai dinyanyikan oleh tiga penyanyi dan juga diiringi oleh kostum Jember Fashion Carnival yang spektakuler.

Babak keempat mengusung tema pulih bersama, menceritakan tentang semangat kebersamaan yang jadi kekuatan bangsa Indonesia yang seluruh wilayahnya harus mampu bergerak bersama demi tujuan yang lebih baik dalam keragaman.

Babak ini menampilkan beberapa alat musik pukul Indonesia yakni Kendang Sunda, Beleq, dan Dol mengiringi penampilan tari Topeng Betawi, Belian Bawo, Randai, Lala, dan tarian dari Papua. Babak terakhir dengan tema pulih lebih kuat, menampilkan lagu Malam Indah yang diiringi tari Kipas, tari Payung, dan musik dangdut.

Baca Juga: Jurnalis Asing Puji Media Center KTT G20 di Bali, Yuk Intip Fasilitasnya!

Penampilan beberapa penyanyi bersama kostum yang spektakuler memberikan pesan bahwa setiap manusia perlu introspeksi diri agar hubungan antara satu sama lain semakin baik demi persatuan. Selain itu juga diajak menghormati dan mencintai satu sama lain demi kehidupan yang rukun, damai, dan sejahtera.

Persiapan berlangsung satu tahun dengan supervisi dari Koordinator Tim Asistensi dan Kemitraan Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia, Wishnutama Kusubandio. “Mas Tama [panggilan Wishnutama] menginginkan sajian yang sempurna, sehingga saya mengajak banyak seniman dari seluruh Indonesia untuk berkolaborasi. Sebanyak 70% penarinya dari Bali, kemudian Bengkulu, Kalimantan, Papua, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara, semuanya kami akan berkolaborasi,” terangnya.

Latihan berlangsung secara online dan offline, yang pematangannya berlangsung sebulan di Pulau Dewata. “Kerja sama dengan ISI Denpasar yang menyuplai mahasiswanya untuk ikut menari, kemudian saat saya tiba di Bali sebulan lalu, kolaborasi itu sudah rampung 35 menit, yang akhirnya tinggal dimatangkan hingga mantap di 28 menit,” ucap Eko.

Baca Juga: Tak Injak Karpet Merah, Prabowo Dipuji Pemimpin Paham Adab

Selain penampilan dan atraksi memukau dalam Gala Dinner tersebut, para delegasi sebelumnya juga disuguhi tari Pendet dari delapan sanggar tari di Bali saat kali pertama menginjakkan kaki di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Para pemimpin negara itu mulai tiba di Bali pada Minggu malam (13/11/2022).

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha menyebutkan Gubernur Bali Wayan Koster menginisiasi pertunjukan Tari Pendet yang dilakukan para remaja tersebut. “Kami ada delapan grup dari sanggar-sanggar di Bali, setiap grup ada 22 orang penari untuk menyambut 37 presiden, kepala pemerintahan, dan perdana menteri, jadi semua kami sambut dengan tari Pendet,” ujarnya, sambil menyebut jumlah penari yang terdiri 176 remaja itu.

Remaja yang terdiri dari siswi SMK, lulusan Institute Seni Indonesia (ISI) Denpasar, kemudian sanggar-sanggar tari. Beberapa di antaranya Sanggar Lokananta, Sanggar Kalingga, Sanggar Bungan Dedari, Sanggar Kokar Bali dan Sanggar Usadhi Langu,

Baca Juga: GIIAS The Series Semarang, Nasmoco Pamer Mobil Listrik Toyota pada KTT G20

Mereka menari di bawah tangga pesawat para delegasi VVIP dari G20. “Mayoritas enggak masuk ke ruang VVIP ya, jadi langsung naik mobil. Makanya kami tampilkan tari itu di tangga pesawat, di pintu masuk, dan sebagainya. Lama tarian pun hanya maksimal tiga menit,” terangnya, dihubungi Solopos.com, Rabu malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya