SOLOPOS.COM - Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani (kiri) menunjukkan celurit yang dipergunakan merampok blantik sapi kepada dua pelaku perampokan di ruang penyidik reskrim Polres Wonogiri, Kamis (19/6/2014). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Kurang dari 10 jam setelah perampokan blantik sapi, Hartoyo, di Wonogiri, anggota Resmob Polres Wonogiri bersama Polsek Wonogiri menangkap dua pelaku. Mereka adalah Parjo alias Gandul, 48, dan Fatchul Falah alias Pacul, 21, warga Perumahan Sendang Siwani, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Wonogiri.

Satu di antaranya ditembak dengan timah panas karena berusaha melarikan diri. Sementara itu ada satu pelaku lain yang masuk daftar pencarian orang (DPO). Pelaku yang ditembak kaki sebelah kiri adalah Parjo, 48, warga satu rukun tetangga (RT) dengan korban, Hartoyo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Parjo merupakan residivis asal Dusun Kembang RT 001/RW 006, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, dan menjadi otak perampokan tersebut. Hal itu disampaikan Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (19/6/2014).

“Dua pelaku merupakan eksekutor. Satu eksekutor, Fatchul sudah ditangkap saat nongkrong di Terminal Induk, Wonogiri sedangkan satunya berinisial D masih burun. Dia masuk DPO dan polisi meminta yang bersangkutan segera menyerahkan diri,” tandas Kapolres.

Kapolres mengatakan selain kedua tersangka, polisi mengamankan barang bukti berupa uang tunai senilai Rp5 juta, dua buah handphone, sebuah sepeda motor bernopol AD 4245 CI milik pelaku, sebuah tas dan sebuah celurit. Ditambahkan oleh Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Budiarto, penangkapan kedua pelaku dilakukan secara terpisah. Parjo ditangkap di sebuah bengkel di wilayah Brumbung, Desa Singodutan, Selogiri sedangkan Fatchul ditangkap di Terminal Induk Wonogiri.

“Tertangkap pelaku berawal dari penemuan sarung celurit dan sebuah sepeda motor yang diduga milik pelaku. Sepeda motor tersebut dibuang ke perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dan terlihat saat air surut,” katanya.

Dijelaskannya, Parjo terpaksa diberi hadiah timah panas karena berusaha melarikan diri saat ditangkap. Informasi lain yang diperoleh Espos, dua eksekutor dikabarkan melarikan diri dengan perahu usai melakukan aksinya. Kedua pelaku ini berboncengan naik sepeda motor dan macet saat mau melarikan diri. Akibatnya sepeda motor diceburkan ke sungai sedangkan pelaku melarikan dengan dengan naik perahu.

Tersangka Parjo yang keluar dari tahanan pada 2001, mengaku membuat gambar selama tiga hari sebelum menjalankan aksinya. Parjo mengaku minta uang senilai Rp2 juta dari hasil perampokan tersebut. “Uang itu saya pergunakan untuk membeli pakaian dan sepatu.”

Sedangkan Fatchul mengaku D merupakan teman sekolah. “Saya ditangkap saat nongkrong dan mengobrol dengan teman di Terminal Induk Wonogiri. Celurit milik D. Saya sendiri usai menjalankan aksi panik dan lari ke hutan. Pulang ke terminal naik angkutan umum.”

Diberitakan sebelumnya, aksi perampokan menimpa seorang blantik sapi, Hartoyo, 62, warga Dusun Kembang RT 001/RW 006, Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Rabu (18/6). Korban menderita luka di bagian pipi dan dua buah gigi tanggal. Uang tunai senilai Rp9 juta dan kartu indetitas korban raib. Peristiwa terjadi sekitar pukul 03.30 WIB saat korban hendak menengok sapi yang dikandangkan di dusun lain yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya.

Saat ditemui di bangsal RSU Wonogiri, Hartoyo mengatakan, uang tunai senilai Rp9 juta dan kartu identitasnya raib. Diceritakannya, kejadian pemukulan terjadi di dekat gapura jalan masuk dusun kembang atau Jalan Gantole, Sendang, Wonogiri. Dengan tangan kanan diinfus, Hartoyo mengatakan, usai dipukul dirinya pingsan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya