SOLOPOS.COM - Kondisi rumah yang dirampok di Ngombakan, Polokarto, Sukoharjo. (Facebook)

Perampokan Sukoharjo terjadi di Ngombakan, Polokarto.

Solopos.com, SUKOHARJO – Pasangan suami istri (Pasutri) Kuwadi, 75, dan Suwarsi, 66, warga Desa Ngombakan, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo disekap selama satu jam oleh kawanan perampok yang menyatroni rumah mereka, Minggu (27/11/2016). Salah satu perampok yang mengacak-acak rumah Kuwadi diketahui badannya penuh dengan tato.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Saat kejadian, hanya mereka yang berada di rumah. Sedangkan cucu Kuwadi, Nano, tengah bepergian menghadiri acara pernikahan di Jogja. Kala itu, Kuwadi sendirian sedang memperbaiki pintu depan rumah.

Tiba-tiba, muncul empat laki-laki yang mengendarai dua sepeda motor yakni Suzuki Satria FU dan Yamaha Vixion. Mereka menghampiri Kuwadi dan bermaksud hendak membeli bekatul. Kala itu, para pelaku duduk di kursi sambil meminta air minum karena kehausan.

Ekspedisi Mudik 2024

Tak dinyana, saat Suwarsi hendak menutup pintu, para pelaku langsung menyekap mulutnya. “Saya lari menuju pintu belakang untuk meminta pertolongan warga. Belum sampai pintu belakang, saya sudah disekap oleh para pelaku,” kata Kuwadi, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin (28/11/2016).

Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Ngombakan mulai 1977-1982 ini bersama istrinya disekap para pelaku di ruangan bagian tengah rumah. Kedua tangan dan kaki mereka diikat menggunakan lakban. Para pelaku dengan leluasa mengacak-acak lemari untuk mencari harta benda milik Kuwadi.

Lantaran takut, Suwarsi memberikan uang senilai kurang lebih Rp1 juta kepada pelaku. Namun, mereka masih menginginkan harta benda lainnya.

“Saya disekap oleh pelaku sekitar satu jam. Mereka mondar-mandir di dalam rumah di depan mata saya sambil menodongkan pisau cutter,” terang dia.

Keempat pelaku tak memakai cadar atau penutup muka saat menjalankan aksinya. Salah satu di antaranya diketahui badannya penuh dengan tato. Sementara logat bicara para pelaku orang Jawa.

“Saya tak mengenali para pelaku kendati mereka tak memakai penutup muka. Pimpinan kawanan perampok itu berbadan kekar sementara tiga pelaku lainnya kurus. Salah satu pelaku badannya penuh dengan tato,” terang dia.

Sementara itu, Suwarsi, mengatakan para pelaku mengambil brangkas berisi uang senilai Rp38 juta milik Nano. Dia mengaku diancam pelaku akan dibakar hidup-hidup jika tak menunjukkan uang dan perhiasan.

Suwarsi berhasil melepaskan ikatan lakban di tangannya dan bergegas meminta pertolongan kepada warga setempat. “Para pelaku kabur ke arah timur atau Bekonang. Mereka juga menggasak dua sepeda motor yang diparkir di samping rumah. Kunci mobil juga dibawa namun belum sempat diambil pelaku. Total kerugian seilai Rp70 juta,” tutur Suwarsi.

Di sisi lain, cucu Kuwadi, Nano, mengungkapkan kakeknya mempunyai usaha penggilingan padi. Biasanya, ada beberapa karyawan penggilingan padi yang bekerja di halaman rumah. Saat kejadian, mereka sedang libur sehingga hanya kakek dan neneknya yang berada di rumah.

Nano menambahkan aksi pencurian kerap terjadi di rumah kakeknya. Pada Agustus, satu timbangan digital dan satu unit mesin jahit raib digasak pencuri pada malam hari.

“Rumah kami memang sering menjadi sasaran aksi pencurian. Namun, baru sekarang terjadi aksi pencurian dengan kekerasan. Saat kejadian, saya sedang bepergian ke Jogja. Setelah mendapat kabar ada pencurian di rumah, saya langsung pulang ke Sukoharjo,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya