SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencuri (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Perampokan Sleman dilakukan secara terencana.

Harianjogja.com, SLEMAN – Enam orang komplotan pemulung nekat merampok sebuah toko kelontong milik Tri Wahyono di Jalan Pakem – Turi, Hargobinangun, Pakem, Sleman belum lama ini. Mereka memakai mobil rental untuk menjalankan aksinya. Lima pelaku berhasil ditangkap dan satu ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO) Satreskrim Polres Sleman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kelima pelaku adalah Fendi, 28, asal Madura, Sakim, 25, warga Wonosobo, Firman, 36, tercatat warga Jakarta, Pardi, 49, asal Bengkulu dan seorang anak di bawah umur berinisial ES, 17, asal Wonogiri. Sedangkan satu DPO berinisial AR kini masih diburu petugas. Keenamnya merupakan pemulung yang tinggal di Wonocatur, Banguntapan, Bantul.

Ekspedisi Mudik 2024

Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnain menjelaskan, Fendi merupakan otak dari perampokan. Berawal dari curhat yang disampaikan kelima pelaku lainnya bahwa mereka sedang butuh uang maka Fendi mengusulkan untuk merampok. Setelah ide itu muncul, Fendi langsung menyewa mobil Avanza di sebuah rentalan. Menggunakan mobil pada malam hari pertengahan Oktober lalu, kawanan ini berputar-putar keliling Sleman mencari sasaran.

“Pukul 00.30 WIB, sampailah di sebuah toko kelontong itu mereka mulai melakukan pencurian dengan kekerasan,” terang Kapolsek, Senin (9/11/2015).

Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Sepuh Siregar menambahkan, saat beraksi pelaku AR menunggu di mobil yang berjarak 500 meter dari tempat kejadian perkara (TKP). Sedangkan lima tersangka berjalan kaki dengan melewati perkebunan salak hingga sampai di bagian belakang toko. Apes bagi pemilik toko yang hanya mengganjal pintu bagian belakang rumah dengan sebuah kardus, membuat kelima tersangka dengan mudah masuk ke dalam.
“Tapi mereka juga sudah membawa linggis untuk membobol,” ujarnya.

Setelah berhasil masuk ke dalam toko, mereka langsung mengambil sebuah tas berisi uang tunai Rp17 juta. Tersangka Sakim kembali mencari barang berharga dengan mengambil sebuah ponsel. Tetapi aksinya itu membuat seorang penjaga toko bernama Marsiti sontak terbangun. Marsiti berteriak minta tolong namun oleh tersangka Sakim dipukuli hingga babak belur. Sakim juga mencekik leher Marsiti. Mendengar suara ribut, teman Marsiti yaitu Srihandayani yang juga ikut berjaga di dalam toko lalu terbangun. Sri lalu berteriak keluar toko untuk meminta tolong warga. Tapi karena situasi sepi, warga berdatangan setelah kelima pelaku berhasil kabur.

“Toko dalam keadaan tutup tapi ada dua penjaga di dalamnya,” kata Sepuh.

Tersangka Sakim mengakui bahwa ide merampok datang dari dirinya. Kelima temannya termasuk yang kini buron, kata dia, hanya ikut-ikutan karena sedang tidak punya uang.

“Hasil [rampokan] dibagi ada yang Rp2 juta sampai Rp2,5 juta dan untuk membayar rental mobil,” ucap Sakim.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. Untuk yang masih di bawah umur dititipan di Panti Sosial Dinsos DIY. “Mereka kami tangkap di komplek tempat tinggal pemulung di Wonocatur, Banguntapan, Bantul,” ungkap Sepuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya