SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Reuters Ilustrasi

Perampokan di Sleman kali ini dilakukan komplotan yang mengenakan seragam ala polisi.

Solopos.com, SLEMAN — Aksi perampokan terjadi di Dusun Cokrogaten, Desa Bimomartani, Ngemplak, Sleman, tepatnya di sekitar SMA 1 Ngemplak, Sabtu (16/5/2015) sore. Pelaku yang mengenakan seragam ala polisi mengikat korban dan membuangnya tak jauh dari lokasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Korban merupakan seorang sopir gudang bahan makanan milik toko berjejaring bernama Wahyu Tianto, 24, warga Madu, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah. Wahyu menceritakan perampokan itu menimpanya saat perjalanan pulang seorang diri. Saat itu, dia mengendarai truk boks berpelat nomor AD 1427 JV sekitar pukul 14.30 WIB.

Sebelum kejadian, ia baru saja mengirimkan barang di salahsatu toko jejaring Jl. Godean, Soragan, Jogja, kemudian berpindah ke toko di Jl. Wates. “Dari Jl. Wates itu saya mau pulang ke Delanggu [Klaten],” terangnya saat ditemui Harian Jogja di Mapolsek Ngemplak Sabtu (16/5/2015) malam.

Sesampai di ring road, ia memilih jalur melewati arah Tajem menuju Ngemplak dengan alasan menghindari kemacetan. Setibanya di Pasar Ngemplak kemudian berbelok kanan arah ke timur kawasan Desa Bimomartani. Saat memasuki Dusun Cokrogaten, Bimomartani, tiba-tiba sebuah mobil Avanza berwarna silver berusaha mendahului truk yang ia kemudikan.

“Awalnya saya kira mau mendahului. Tapi tiba-tiba memberhentikan saya dengan memotong jalan,” jelasnya.

Setelah Wahyu, memarkir truknya di pinggiran jalan. Seorang pelaku berpakaian polisi keluar dari mobil Avanza lalu menghampiri ia yang masih di dalam kabin truk. Orang tersebut berperilaku seperti polisi dengan menanyakan surat kelengkapan kendaraan bermotor.

Merasa tidak ada masalah, ia pun menyerahkan seperti SIM dan STNK. “Tapi saya malah disuruh menghadap komandan yang katanya di dalam mobil Avanza itu. Lalu saya menghampirinya,” kata dia.

Setelah menghampiri mobil Avanza tersebut, kata Wahyu, ia justru ditarik komplotan pelaku yang sudah bersiap di dalam mobil. Salah satu di antaranya juga memakai seragam polisi. Oleh orang-orang yang di dalam mobil berjumlah tiga orang itu, tangannya diikat, mulut serta mata dilakban. “Dia bilang, jangan berontak dan menyuruh saya diam,” ucap Wahyu.

Dengan mata tertutup, ia dibawa dalam perjalanan sekitar 10 menit. Wahyu lalu dibuang di sebuah lahan yang ditumbuhi pohon bambu Desa Bimomartani, Ngemplak. Setelah berteriak, kemudian sejumlah warga datang memberikan pertolongan.

Pelaku membawa kabur dua brankas yang berada di dalam mobil boks yang dikemudikannya. Dua brankas berisi uang tunai itu sebelumnya diambil dari dua toko jejaring yang disuplai makanan. Wahyu mengaku tidak mengetahui jumlah uang di dalamnya. “Saya hanya sopir jadi tidak tahu jumlahnya. Karena yang memasukkan karyawan lain, saya hanya membawa saja,” kata dia.

Kapolsek Ngemplak, Kompol Triadi, saat dimintai konfirmasi mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. Pelaku dibawa ke Mapolsek oleh sejumlah warga yang menemukan korban. Setelah mendatangi TKP pihaknya menemukan truk yang dikemudikan korban berjarak sekitar 700 meter dari TKP.

Dari hasil pemeriksaan, sementara pintu bagian belakang truk dalam keadaan terkunci. Tetapi pintu samping kiri tidak terkunci. Pelaku diduga mengambil dua brankas itu dari pintu samping. “Kebetulan truk boks ekspedisinya ada pintu belakang dan pintu sampingnya. Kami masih mempelajari keterangan yang disampaikan korban,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya