SOLOPOS.COM - Ngatimo Widi Utomo, 40, warga Mangkurejo, Socokangsi, Jatinom, menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten, Sabtu (19/9/2015). Juragan sapi tersebut menjadi korban perampokan di jembatan Nglenguk, Socokangsi, Jatinom. (Istimewa/JIBI/Solopos)

Perampokan Klaten yang menimpa seorang juragan sapi masih diselidiki polisi.

Solopos.com, KLATEN – Aparat kepolisian masih menyelidiki kasus perampokan yang berujung penembakan kepada Ngatimo Widi Utomo, 40, juragan sapi asal Desa Socokangsi, Jatinom, Klaten. Soal senjata yang digunakan perampok, kepolisian menunggu hasil uji laboratorium peluru.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kapolres Klaten, AKBP Langgeng Purnomo, mengatakan penyelidikan secara intensif terutama mengungkap para pelaku perampokan bersenjata api tersebut terus dilakukan.

Dia belum bisa memastikan jenis senjata yang dipakai pelaku termasuk kemungkinan senjata api yang digunakan merupakan rakitan.

“Untuk kepastiannya menunggu uji laboratorium dulu, baru nanti jelas semuanya. Ya, melalui uji balistik. Untuk pelaku masih kami dalami dulu,” kata dia, Minggu (20/9/2015).

Kapolres mengimbau warga yang membawa uang atau harta benda lainnya dalam jumlah banyak tak segan meminta pengawalan kepada kepolisian. Pengawalan yang dilakukan digaransi tak dipungut biaya alias gratis.

“Kalau pun transaksi termasuk pembelian hewan ternak dilakukan dengan uang tunai, kami harapkan setelah transaksi uang langsung dimasukkan ke bank,” ungkap dia.

Kapolsek Jatinom, AKP Kamiran, mengatakan pascakejadian penembakan juragan sapi yang terjadi di wilayahnya, sudah ada instruksi dari kapolres untuk memberikan imbauan kepada para juragan sapi.

Apalagi, saat ini mendekati Iduladha ketika banyak warga yang mencari ternak untuk digunakan kurban.

Imbauan tersebut terkait pengawalan dari kepolisian kepada para pedagang seusai melakukan transaksi jual-beli ternak dan membawa uang dalam jumlah banyak.

“Selama ini memang tidak ada yang meminta untuk ada pengawalan. Sebenarnya, petugas kami sudah menawarkan untuk mengawal mereka [pedagang sapi]. Tetapi, dari mereka menyatakan tidak perlu. Karena merasa sudah terbiasa membawa uang dalam jumlah banyak setelah transaksi serta tak pernah mengalami masalah,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ngatimo menjual empat pedhet atau anak sapi di Pasar Hewan Jatinom, Sabtu (19/9/2015). Rampung menjual keempat pedhet, ia pulang ke rumahnya mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion sambil membawa garam.

Tanpa sepengetahuan Ngatimo, ia dibuntuti dua perampok berboncengan sepeda motor matik. Sampai di Jembatan Nglenguk, Dukuh Tegalrejo, Socokangsi, sekitar pukul 14.00 WIB, Ngatimo dipepet kedua perampok itu dan menendang sepeda motor yang dikendarai Ngatimo hingga terjatuh.

Sempat dikeroyok dua perampok, korban berhasil melarikan diri. Namun, salah satu pelaku mengeluarkan lima tembakan. Sebanyak dua tembakan mengarah ke korban hingga pada paha kirinya terkena tembakan.

Melihat korban terjatuh, para pelaku lantas mengambil tas milik korban berisi uang hasil penjualan pedhet senilai Rp50 juta. Kedua perampok lantas melarikan diri. Ngatimo yang masih sadarkan diri berusaha berjalan dan meminta pertolongan kepada warga setempat. Ia lantas dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten guna mendapatkan perawatan.

Sementara itu, Ngatimo masih dirawat di RSI Klaten hingga Minggu siang. Hanya, ia tak berkenan untuk ditemui wartawan.

Sejumlah perawat ruang VIP di mana Ngatimo dirawat menjelaskan kondisi kesehatan juragan sapi asal Dukuh Mangkurejo, Desa Socokangsi tersebut berangsur membaik. Peluru yang ditembakkan perampok berhasil dikeluarkan setelah Ngatimo menjalani perawatan seusai kejadian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya