SOLOPOS.COM - Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali, Rabu (17/7/2013). (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)

Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali, Rabu (17/7/2013). (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)

Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali, Rabu (17/7/2013). (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Wajah Sugeng Mulyadi, 35, masih terlihat syok. Namun dengan lancar, pria yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset (DPPKAD) Boyolali itu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang meluncur dari sejumlah wartawan yang mewawancarainya seusai peristiwa perampokan yang baru saja terjadi di tempatnya bertugas, Rabu (17/7/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sugeng menuturkan saat kejadian, dirinya sedang tidur di sofa ruang lobi. Saat itulah, tiba-tiba dirinya dibekap oleh seseorang, matanya langsung ditutup dengan lakban, sementara dua kaki dan tangannya diikat dengan rafia. Sugeng tak mampu berkutik karena seseorang itu mengancamnya dengan senjata tajam yang ditempelkan di kepalanya.

”Tiba-tiba saya langsung dibekap, mata saya ditutup dengan lakban, kaki dan tangan langsung diikat dengan tali rafia. Saya diancam, kalau bergerak, mati,” ungkap warga Pulisen, Boyolali itu.

Dari suara-suara yang didengarnya, Sugeng memperkirakan pelaku yang membekapnya ada dua orang.

”Saya juga dengar suara dak-dok-dak-dok,” imbuh dia.

Setelah sekitar satu jam lamanya, Sugeng mengaku mendengar kawanan perampok itu meninggalkan kantor DPPKAD menggunakan sepeda motor ke arah selatan.

”Mungkin sepeda motornya lebih dari tiga,” katanya.

Sementara rekan Sugeng, Purwanto, menuturkan dirinya juga tengah tertidur di kasur lipat di resepsionis ruang lobi tersebut. Dirinya terbangun karena tiba-tiba ditodong senjata tajam oleh seseorang. Purwanto mengaku melihat salah satu pelaku mengenakan penutup kepala, namun dengan cepat pelaku itu membalikkan tubuhnya kemudian menindihnya. Kedua tangan dan kakinya langsung diikat di belakang dengan tali rafia. Belum sempat berfikir lebih jauh, tiba-tiba kepalanya ditutup pelaku dengan menggunakan jaket milik Purwanto.

Dia tidak bisa berbuat apa-apa karena pelaku mengancamnya dengan menggunakan senjata tajam yang ditekankan di tengkuknya.

”Tetapi saya tidak tahu senjata jenis apa. Sejenis pedang tapi pendek. Mereka juga mengancam saya, jika tertangkap, saya yang dibunuh duluan. Makanya mereka ambil dompet saya,” tutur warga Siswodipuran, Boyolali itu.

Selama terikat, dia hanya mendengar suara benturan benda keras dari ruangan lain. Beberapa lama kemudian dia mencoba melepaskan diri. Jaket yang menutup kepalanya berhasil dilepaskan. Untuk melepas ikatan tangan dan kakinya, Purwanto, memecahkan sebuah gelas kaca. Setelah gelas tersebut pecah, tangannya berusaha meraih salah satu pecahan kaca dan berusaha membuka ikatan tali di tangannya namun gagal.

Purwanto kemudian berinisiatif mengambil gunting di laci meja. Masih dalam kondisi tangan terikat di belakang, dia lantas membuka laci dengan menggunakan kakinya. Setelah berhasil meraih gunting itu, dengan segenap tenaga, dia berusaha membuka ikatan kakinya dengan menggunakan gunting itu.

Setelah ikatan kaki terbuka, dia keluar dari ruang lobi menuju tempat Sugeng terikat. Ikatan yang melilit tangan Sugeng segera dipotong menggunakan gunting itu.

”Setelah ikatan terbuka, saya membuka jendela terus teriak minta tolong. Para pekerja bangunan segera datang dan masuk melalui jendela,’’ tambah Sugeng.

Kemudian mereka bersama sejumlah pekerja itu mengecek seluruh ruangan yang ada di kantor itu. Mereka mendapati tiga buah brankas yang ada di ruang sekretariat sudah dirusak. Lantas kejadian ini dilaporkan ke Mapolres Boyolali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya