SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, KEDIRI — Sejumlah perajut dari Kabupaten Kediri serta Kota Kediri, Jawa Timur, mengikuti pelatihan seni merajut amigurumi, yakni teknik membuat boneka dari rajut. Harapannya kegiatan itu mampu mengasah kreativitas para perajin itu dalam membuat karya.

“Ini sangat bagus sekali karena mengasah kreativitas biar berkembang. Kami, para perajut, menyambut baik kegiatan ini dan ke depan diharapkan lebih banyak pelatihan lagi,” kata Ketua Komunitas Rajut Kediri Dianing Lestari saat pelatihan kerajinan tangan handycraft untuk menumbuhkan industri kreatif di Kediri, Selasa (12/3/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam kegiatan pelatihan itu, ada puluhan orang mayoritas ibu-ibu yang dilibatkan. Selain merajut, ada juga seni membuat kerajinan dari kain flanel, termasuk membuat shibori, teknik pewarnaan asal Jepang yang berkonsep kain ikat dan celup. Acara itu digelar oleh Dekranasda Kota Kediri selama dua hari, yakni 12-13 Maret 2019.

Dianing Lestari menjelaskan selama ini para perajut banyak yang membuat aneka rajutan dengan model tas, sepatu, dan dompet. Dengan ikut kelas amigurumi, para perajut mendapatkan pandangan baru agar mereka lebih kreatif dalam membuat kerajinan tangan.

Ekspedisi Mudik 2024

Di Kediri, para perajut juga sering mengadakan pertemuan yakni tiap satu bulan sekali di pekan ketiga. Di dalam forum itu, semua bisa saling belajar, baik tingkat kesulitan, maupun pola. Jumlah anggotanya kurang lebih 100 orang, baik dari Kota dan Kabupaten Kediri.

Dirinya menambahkan membuat kerajinan amigurumi ini, lebih teliti ketimbang membuat tas ataupun dompet. Dalam satu bentuk ada beragam pola dan detail, sehingga harus konsentrasi.

Dianing Lestari berharap dengan kesempatan ini para perajut dari Kediri lebih bersemangat lagi. Produk yang dibuat juga beragam, sehingga pembeli lebih suka dan pendapatan mereka menjadi lebih baik lagi.

“Di Kediri ini para perajut bersemangat. Bahkan, di komunitas juga ada perajut seorang laki-laki, jadi bapak-bapak juga bisa asalkan tidak gengsi. Selama ini, teman-teman juga bisa jualan sendiri di media sosialnya masing-masing, tapi saat pameran juga tetap diajak bersama. Dengan ini, harapannya bisa berkembang lagi,” kata Dian.

Sementara itu, pelatih seni merajut amigurumi, Diang Fidianingrum dari Deeamigurumi, mengatakan dirinya sangat senang memberikan ilmu dengan seni ini. Saat ini, seni merajut sudah menjadi industri kreatif yang menarik bukan hanya pasar dalam negeri tapi juga luar negeri.

Ia mencontohkan untuk pasar luar negeri, satu boneka kecil bisa dijual dengan harga Rp300.000-Rp500.000, tergantung modelnya. Di dalam negeri, untuk boneka bisa dijual mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah per boneka.

Dalam membuat boneka, ia mengaku tingkat kesulitannya beragam. Dalam satu boneka, juga terdapat beragam pola misalnya untuk bagian kepala, telinga, badan, kaki, semuanya berbeda. Jika salah pola, boneka tidak akan jadi.

“Dulu agak susah orang mengenal seni ini, tapi sekarang banyak yang sudah mengenalnya. Mainnya inovasi, kreasi, jadi bisa lihat pasarnya, termasuk untuk luar negeri tekniknya lebih suka pewarnaan alam,” kata dia.

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya