SLEMAN—Para perajin payung di Sleman mengaku sepi order akibat datangnya musim kemarau. Meski begitu, mereka tetap berusaha meski hanya bisa menjual suku cadang payung berupa besi dan kain.
Sumiyati, peranjin di sentra produksi payung di Dusun Ngentak Pondokrejo Tempel mengatakan, tidak ada satupun payung buatannya yang terjual. Suku cadang payung yang terjual hanya beberapa unit saja karena tidak ada pilihan lain untuk mendapatkan nafkah.
Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung
“Musim kemarau tidak ada yang beli payung, yang dijual cuma suku cadang seperti kain, besi dan servis payung,” katanya, Kamis (4/8).
Saat musim penghujan, Sumiyati mengaku bisa menjual 400 sampai 500 unit payung per hari. Mulai payung kecil seharga Rp8.000 sampai payung besar yang dibanderol Rp30.000.
Sumiyati memulai usaha sejak 1982. Hasil produksi payung selain dijual di Jogja juga di Temanggung, Boyolali dan Purworejo. (Harian Jogja/Akhirul Anwar)
Foto Ilustrasi