SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN: Banyaknya batu yang dimuntahkan dari perut Merapi bukan berarti perajin batu kebanjiran bahan baku. Batu untuk membuat cobek justru sulit diperoleh karena bahan baku bukan yang berasal dari batu kali.

Perajin cobek di Plosokerep, Umbulhajo, Cangkringan mengaku pasca erupsi Merapi sulit mendapat bahan baku. Pasalnya batu yang dipakai adalah bebatuan yang sudah tertimbun tanah bertahun-tahun.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

“Setelah erupsi memang sulit dapat bahan baku karena yang ada di kali itu untuk bahan bangunan, bukan batu untuk membuat cobek,” kata salah satu perajin, Wignyo Sutrisno kepada Harian Jogja, Sabtu (26/2).

Meski sulit, perajin yang berjumlah 10 orang di dusun tersebut lambat laun sudah bisa mendapatkan bahan dari dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan. Bedanya antara batu kali dan batu bahan baku cobek adalah tingkat kekerasan batu.

Asumsinya, jika menggunakan batu dari dalam tanah, dalam satu hari bisa membuat lima cobek, namun jika menggunakan bahan baku dari batu kali, sehari hanya bisa menyelesaikan satu cobek. Cobek ukuran kecil dihargai Rp7.500, ukuran besar Rp45.000, sementara lumpang berikut alu Rp30.000.(Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Foto Kerajinan Cobek (Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya