SOLOPOS.COM - Perahu Kuno Rembang saat awal diketemukan pada 2008 silam (Instagram/@ malamuseum)

Solopos.com, REMBANG — Perahu kuno yang ditemukan di Dusun Jetakbelah, Desa Punjulharjo, Kecamatan/Kabupaten Rembang, Jawa Tengah kini telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya. Siapa sangka, perahu kuno itu usianya jauh lebih tua dari Candi Borobudur.

Dilansir dari Jatengprov.go.id, Rabu (9/2/2022), perahu kuno yang panjangnya sekitar 15 meter itu diduga berasal dari abad ketujuh hingga kedelapan Masehi. Perahu ini ditemukan pada 2008 di lahan perkebunan warga yang digali untuk tambak garam.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Saat proses penggalian, salah satu pekerja menemukan kayu terpendam yang ternyata berbentuk perahu. Lokasi ditemukannya perahu ini berada di sekitar 500 meter dari pantai.

Baca juga: Tertua di Indonesia, Ini Asal Usul Perahu Kuno Rembang

Penemuan Perahu Kuno di Rembang

Penemuan itu lantas dilaporkan kepada pemerintah desa setempat dan ditindaklanjuti oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbalkala. Dikutip dari laman unimus.ac.id, apabila pergeseran pantai terjadi satu meter setiap tahun, mka perahu itu diperkirakan telah terdampar selama 1.000 tahun.

Temuan perahu kuno di Rembang itu pun langsung menyedot perhatian warga hingga peneliti. Warga pun berbondong-bondong datang ke lokasi karena menduga perahu kuno di Rembang itu adalah peninggalan Dampo Awang.

Sederet penelitian dilakukan yang melibatkan banyak ahli termasuk dari Prancis dan Amerika Serikat. Proses konservasi dilakukan secara bertahap mulai 2011-2018. Hasilnya menunjukan bahwa perahu kuno itu berasal dari abad 7-8 Masehi atau antara tahun 660-780 Masehi. Usia situs ini bahkan jauh lebih tua dibandingkan dengan Candi Borobudur yang baru dibangun sekitar abad ke-9 Masehi.

Baca juga: Perahu Kuno Rembang, Jejak Pelaut Nenek Moyang Orang Indonesia

Dikutip dari laman visitjwatengah.jatengprovgo.id, Rabu (9/2/2022), pada 2011 dilakukan perendaman dengan larutan plyethlene glycol (PEG). Yakni bahan penguat yang akan menggantikan air yang terdapat dalam sel-sel kayu. Sehingga, setelah proses pengeringan kayu tidak mengkerut dan lebih kuat. Hal ini dilakukan secara bertahap sampai kondisinya dianggap sudah kuat.

Pada 2012 tahap pra konservasi mulai dipersiapkan. Proses konservasi dilakukan dengan membuat tanggul penahan air pasang dan tanggul pengaman untuk mencegah erosi sekeliling perahu kuno Rembang itu.

Baca juga: Benarkah Nenek Moyang Orang Indonesia Pelaut Tangguh? Ini Buktinya

Hingga pada tahun 2017, perendaman menggunakan larutan PEG 4000 dengan konsentrasi 35 persen sudah mencapai 70 persen. Disertai pemanasan pada suhu 60 derajat celcius dilakukan untuk memperkuat struktur kayu perahu.

Di tahun 2018 sudah masuk tahap akhir proses konservasi. Perahu kuno dibersihkan dari sisa-sisa bahan konservasi yang digunakan dan membongkar mangkuk treatment. Setahun berikutnya, dimulailah pengembangan situs Perahu Kuno Punjulharjo, Rembang setelah konservasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya