SOLOPOS.COM - Iwan Piliang (google img)

Iwan Piliang (google img)

JAKARTA--Peradaban kita sudah sangat memrihatinkan seolah berada di telapak kaki. Hal itu ditegaskan oleh Iwan Piliang saat menjadi pembicara dalam kegiatan Temu Redaktur Budaya se-Indonesia di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (10/10/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Salah satu contoh kasus ditayangkan sebuah televisi yang mengungkap adanya joki untuk mencium hajar aswad saat menunaikan ibadah haji. Ini adalah salah satu budaya yang memprihatinkan,” ujar Iwan yang pernah menjadi reporter itu.

Iwan juga mengkritisi minimnya budaya membaca di kalangan mahasiswa dan juga rendahnya minat repoter untuk melakukan reportase investigasi.

Untuk memperbaiki peradaban, menurut Iwan, diperlukan kerendahan hati. Selama ini kita melambung membicarakan hal hal besar tentang budaya namun kita kadang lupa dengan esensi dasar budaya itu sendiri.

Sementara itu menurut Radhar Panca Dahana, kebudayaan yang mature atau dewasa adalah yang bisa memberi nilai kepada masyarakat. Nilai-nilai itu menjadi antitesis dengan nilai-nilai yang sudah ada.

“Hal ini seperti perang yang tidak ada habisnya antara manusia dengan diri mereka sendiri,” ujar Radhar.

Sehingga menurut Radhar, Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai yang membuat peradaban manusia utuh. Jika salah satu produk budaya hanya dimaknai dari satu sisi saja, budaya itu telah tereduksi dan bernilai rendah.

Namun, lanjutnya, inilah yang memang banyak terjadi di tengah masyarakat yang selalu berpikir praktis materialis. Adalah tugas pers untuk menyampaikan pesan dari para budayawan karena mereka sebenarnya adalah penyelamat kehidupan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya