SOLOPOS.COM - TANAMI DEMPLOT -- Penyuluh pertanian dan kelompok tani Kalijambe, Sragen menanami demplot dengan kacang tanah, Jumat (29/6/2012). Rencananya demplot yang berukuran 2.000 meter persegi itu akan dijadikan sebagai lahan percontohan pengembangan tanaman pepaya. (JIBI/SOLOPOS/Nenden Sekar Arum)

TANAMI DEMPLOT -- Penyuluh pertanian dan kelompok tani Kalijambe, Sragen menanami demplot dengan kacang tanah, Jumat (29/6/2012). Rencananya demplot yang berukuran 2.000 meter persegi itu akan dijadikan sebagai lahan percontohan pengembangan tanaman pepaya. (JIBI/SOLOPOS/Nenden Sekar Arum)

SRAGEN- Untuk meningkatkan kualitas pertanian di daerah Kalijambe, UPT Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan (UPT BPPK) Kalijambe membuat demplot untuk tanaman pepaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Demplot yang digunakan sebagai desain percontohan tanaman pepaya untuk petani itu merupakan demplot pertama yang ditanami pepaya. “Selama ini petani di Kalijambe belum ada yang melirik pepaya sebagai komoditas pertaniannya,” jelas Kepala UPT BPPK Kalijambe, M Jabir ketika ditemui Solopos.com, Jumat (29/6/2012), di lokasi demplot.

Menurutnya, pepaya cukup potensial untuk dikembangkan karena harga jualnya yang cukup tinggi dan proses penanamannya yang cocok di setiap jenis tanah. “Karena itu kami dari tim penyuluh ingin menunjukkan kepada petani tentang perkembangan tanaman pepaya,” tuturnya.

Demplot dengan luas 2.000 meter persegi itu akan ditanami 150 tanaman pepaya pada pekan depan, dan untuk kali ini terlebih dulu ditanami kacang tanah. “Penanaman pepaya idealnya mulai Juli, untuk memanfaatkan lahan kosong ini akhirnya kami coba tanam kacang tanah dulu,” jelasnya.

Proses penanaman kacang tanah tersebut diikuti penyuluh pertanian Kecamatan Kalijambe serta melibatkan beberapa kelompok tani. “Kacang tanah dan pepaya akan dikembangkan di demplot, ini juga sebagai upaya mengantisipasi turunnya produksi padi karena anomali iklim,” jelasnya.

Dengan adanya demplot tersebut ia berharap agar petani dan penyuluh dapat semakin mengeratkan koordinasi, karena petani bisa melihat langsung hasil pembudidayaan di demplot, dan penyuluh bisa lebih mudah mensosialisasikan hasilnya kepada petani. “Ketika penyuluhan rutin tiap bulan kepada kelompok tani, penyuluh bisa memberikan contoh nyata,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya