SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Ponco Suseno/JIBI/SOLOPOS)

ILUSTRASI (Ponco Suseno/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO–Petani korban serangan tikus selama musim tanam I di Kelurahan Gayam, Sukoharjo, dan Mulur, Bendosari, Sukoharo meminta penyuluh pertanian lebih aktif dan sering terjun ke sawah. Hal itu untuk membantu petani mengatasi serangan hama penyakit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Kelompok Tani Hesti Tomo Desa Mulur, Bendosari, Mardi, menyatakan penyuluh di desanya sebenarnya kerap terlibat dalam pertemuan kelompok. Namun menurut dia hal itu tidak memberikan hasil optimal dan petugas diminta sering terjun langsung ke lapangan untuk ikut memantau perkembangan hama dan masalah lain yang menyulitkan petani.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalau ada pertemuan dan diundang penyuluh datang. Tapi untuk bertemu langsung para petani di sawah, sepertinya kami sendiri jarang,” ungkapnya kepada Solopos.com di Mulur, Bendosari, Minggu (25/3/2012).

Mardi menyatakan sesuai tugas yang diberikan petani berharap agar penyuluh lebih aktif dan sering memantau langsung ke sawah-sawah dibandingkan harus menunggu undangan pertemuan. Hal itu dengan tujuan agar sewaktu-waktu tanaman terserang hama, petani bisa diberikan arahan cara penanggulangan agar kerusakan tanaman dapat dikendalikan.

“Kami harapkan sering ke lapangan. Jika muncul hama, maka bisa cepat diberitahukan metode atau cara untuk mengatasinya,” tegasnya.

Ditemui secara terpisah, petani Mulur yang memiliki sawah di Gayam, Ngadino, menyebutkan hal serupa. Dia menegaskan selama ini penyuluh di wilayahnya jarang terjun ke sawah sehingga ketika peran mereka dibutuhkan untuk membantu petani, terutama terkait pengendalian hama, hal itu sering tidak terpenuhi.

“Namanya penyuluh pertanian seharusnya sering turun ke sawah. Sewaktu-sewaktu para petani butuh bantuan mereka sudah siap. Disampaikan arahan serta cara-cara yang baik dan efektif mengatasi hama,” ujar petani yang lima petak sawahnya di Kelurahan Gayam, gagal panen akibat serangan tikus ini, kemarin.

Sementara Kasi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Sukoharjo, Narto, tidak menampik adanya keluhan soal penyuluh pertanian oleh sebagian petani dan bahkan pemerintah desa. Namun dia menyatakan perkembangan hama yang sulit dikendalikan tidak lepas dari pola tanam yang tidak serentak.

“Soal penyuluh kami sampaikan ke yang berwenang. Tapi di luar itu harus diingat pentingnya pola tanam serentak. Bisa dilihat sekarang semua fase tanaman ada dan dampaknya ya seperti sekarang,”
tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya