SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyortiran surat suara (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO–Halaman belakang Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo mendadak ramai sejak dua hari terakhir, Rabu-Kamis (25-26/6/2014). Puluhan warga dari lima kecamatan berdatangan ke kantor yang terletak di Sumber, Banjarsari, Solo itu. Halaman depan yang biasanya hanya terlihat beberapa motor yang diparkir, kini hampir dipenuhi motor. Bahkan, ada fasilitas pedagang HIK (hidangan istimewa kampung) yang melayani kebutuhan makan dan minum para warga.

Puluhan warga itu sengaja didatangkan ke KPU untuk membantu tugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dalam menyortir dan melipat surat suara pemilihan presiden (pilpres). Mereka datang dari Banjarsari, Jebres, Serengan, Pasar Kliwon, dan Laweyan. Kebetulan kegiatan dari PPK Laweyan libur, Kamis kemarin, karena ada kegiatan PPK di luar kota.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bayu, 22, warga Kestalan, menjadi salah satu dari 13 pekerja pelipat dan penyortir surat suara dari Kecamatan Banjarsari. Remaja berkaus warna hitam dan becelana pendek itu terlihat duduk beralas tikar dan sibuk melipat-lipat kertas bergambar dua pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres). Kedua tangannya nyaris tak pernah berhenti seharian untuk membolak-balikan kertas, dan melipat kertas itu.
Waktu amat menentukan penghasilan yang bakal Bayu terima karena menggunakan sistem kerja borongan.

“Borongannya hanya sedikit karena ukuran kertas surat suaranya lebih kecil daripada surat suara saat pileg. Kalau dulu [saat pileg] nilai borongannya Rp100/lembar, sekarang hanya Rp25.000/lembar. Kalau ingin dapat banyak, ya bekerja dengan memaksimalkan waktu yang ada,” ujar Bayu saat ditemui solopos.com di sela-sela aktivitas tersebut, Kamis siang.

Dalam sehari, Bayu bia melipat satu boks berisi 2.000 lembar surat suara. Sebenarnya Bayu ingin bisa melipat sampai 3.000 lembar per hari agar penghasilannya meningkat. Bayu memang tak memiliki pekerjaan tetap. Ia bisa menjadi pekerja pelipat surat suara karena diajak pamannya yeng kebetulan menjadi pegawai KPU Solo. “Minimal harus dapat satu boks itu. Upahnya sudah bersih, karena untuk makan siang sudah ditanggung KPU,” kata dia.

Tak jauh dari kelompoknya Bayu, terdapat 14 warga dari Kecamatan Jebres yang melakukan aktivitas serupa. Di antara belasan orang itu, ada sosok Ketua PPK Jebres Sumarmo yang ikut melipat surat suara. Dalam sehari, PPK Jebres bisa melipat dan menyortir 30.000 lembar surat suara. Sumarmo bukanlah pekerja borongan dengan upah Rp25/lembar. Ia hanya sekadar memanfaatkan waktu membantu pekerja sembari mengawasi.

“Daripada ngantuk lebih baik bantu-bantu melipat begini. Saya ini tidak dapat jatah borongan itu karena hanya membantu,” akunya.

Tiba-tiba dari arah belakang, sosok laki-laki bertubuh tinggi gemuk datang. Sambil memegang plastik berisi es jeruk, pria berkumis itu duduk di tikar tak jauh dari tempat duduk Sumarmo. Ya, dia tidak lain Djumaerry, Ketua PPK Pasar Kliwon. Dengan jatah 64.000 lembar surat suara untuk Pasar Kliwon dianggap enteng bagi Djumaerry. Aktivitas pelipatan dan penyortiran untuk PPK Pasar Kliwon terlambat satu hari bila dibandingkan PPK lainnya.

“Agak nyantai karena waktunya longgar. Untuk sortir dan pelipatan Pasar Kliwon baru dimulai hari ini. Saya hanya membawa sembilan orang pekerja. Kalau terlalu banyak anggarannya kurang. Terus terang saja, alokasinya hanya Rp50/lembar. Dana itu dibagi dua, Rp25/lembar untuk pekerja, sisanya untuk kebutuhan konsumsi,” jelasnya.

Anggaran itu memang amat kecil bila dibandingkan anggaran sortir pileg. Dia khawatir bila anggaran yang terbatas itu tidak dikelola secara ketat akan mengakibatkan PPK tombok. “Saat sortir surat suara pileg lalu, ada PPK yang tombok Rp2 juta. Kebetulan untuk PPK Pasar Kliwon hanya tombok Rp150.000,” tambahnya.

Selama proses sortir selama dua hari terakhir, lima PPK sudah melipat 52.000 lembar surat suara dan menemukan 106 lembar surat suara rusak. Komisioner Divisi Logistik KPU Solo, Suryo Baruno, model kerusakannya bervariasi, yakni karena sobek, potongan tidak sempurna, dan berlubang. “Saya optimistis bersok [Jumat (27/6)] proses sortir dan pelipatan surat suara bisa rampung. Dengan demikian kami bisa segera mengajukan penambahan surat suara ke KPU pusat. Saya yakin, hari ini [kemarin] akan ada tamabahan surat suara rusak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya