SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Razia mercon yang dilakukan Kepolisian Resor Gunungkidul selama bulan puasa ini mengundang protes dari kalangan pedagang kembang api di Wonosari. Operasi penertiban mercon dinilai tidak merata dan dianggap tebang pilih.

Agus, 28, salah satu pedagang kembang api mengaku sejak awal Ramadan sudah mendapatkan kabar adanya razia dan penertiban. Ia mengaku kaget karena petugas kepolisian juga mengambil kembang api yang suaranya cukup kecil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Padahal seluruh dagangan kami suara dan ukurannya kecil tapi ikut diangkut. Jadi untuk mengambil lagi barang sitaan ke Polres kami sudah malas. Saya tidak mau direpotkan urusan itu lagi karena usaha kami untungnya hanya kecil,” papar pedagang kembang api yang lain.

Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Alal Prasetyo membenarkan munculnya keluhan para pedagang kembang api dalam setiap razia yang digelar. Namun pihaknya tidak akan gegabah menyerahkan atau mengembalikan mercon yang sudah terlanjur disita petugas dari sejumlah pedagang kembang api di Wonosari.

“Teknisnya pengembalian masih kami bahas lagi. Kami akan beri sosialisasi terlebih dulu mereka soal itu,” kata Alal saat dihubungi Harian Jogja, Senin (22/8).

Terpisah, Kapolres Gunungkidul AKBP Asep Nalaludin justru menilai perlu ada pertimbangan lain dalam razia kembang api. Kapolres menilai kembang api yang berukuran diameter kurang dari delapan inchi tingkat risikonya kecil. Untuk itulah perlu diberikan pertimbangan dan toleransi bagi pada pedagang.(Harian Jogja/Endro Guntoro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya