SOLOPOS.COM - Bambang Sudaryono (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN -- Penyintas Covid-19, Bambang Sudaryono, 57, warga Banjarasri, Nglorog, Sragen, berbagi pengalaman dirinya sembuh dari virus corona.

Meski memiliki penyakit bawaan yakni jantung koroner, Bambang dinyatakan positif corona atau Covid-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG). Ia diharuskan menjalani swab karena pernah kontak erat dengan kakaknya yang lebih dulu dinyatakan positif corona.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ceritanya sepele. Saya pernah berbagi semprotan burung dengan kakak saya. Habis dipegang saya, semprotan itu saya kasihkan kakak. Karena dia tidak bisa menggunakan, maka saya ajari. Jadilah semprotan itu berpindah tangan ke saya lagi. Ternyata itu jadi media penularan Covid-19,” papar Bambang yang bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) di sebuah SMP negeri di Sragen ini kepada Solopos.com, Rabu (30/12/2020).

Harga Kedelai Naik Diprediksi akan Pengaruhi Inflasi, Kok Bisa?

Bambang dinyatakan positif corona pada 7 Desember lalu. Meski ia dinyatakan positif, istrinya yang tidur seranjang dengannya justru dinyatakan negatif.

Daripada menulari keluarga sendiri, Bambang memutuskan untuk mengikuti isolasi mandiri di Technopark Ganesha Sukowati. Ia pun datang sendiri dengan mengendarai mobil menuju Technopark pada malam hari.

“Malam pertama, saya sempat stres. Saya istirahat di barak karena belum dapat tempat tidur. Saat itu, saya benar-benar merasa panik. Saya membayangkan tempat isolasi itu pasti sangat menyeramkan. Ternyata, dugaan saya salah. Pagi harinya, saya justru merasa senang setelah mengamati lingkungan sekitar saya di Technopark,” papar Bambang.

Saling Memotivasi dan Menguatkan

Beberapa hal yang mengubah pikiran Bambang ialah kala ia menyaksikan warga lain yang terkonfirmasi positif corona menjalani hari-hari mereka di tempat karantina.

Yuk, Budayakan Malu Jika Abai Protokol 3M

Setelah bangun pagi dan Salat Subuh, serangkaian kegiatan positif mereka jalankan. Mulai dari senam pagi, joging, mengaji, membaca buku, memancing, menonton TV, bermain karaoke dan lain-lain.

“Di sana, kami seperti bertemu saudara. Saya merasa tidak sendiri di sana. Mereka senasib dengan saya. Kita saling memotivasi dan saling menguatkan. Dukungan teman senasib ini membantu proses penyembuhan saya. Hingga pada 15 Desember, saya dinyatakan lulus [sembuh] dan dibolehkan pulang,” ujar Bambang.

Libatkan Sukarelawan, Edukasi Perilaku Hidup Baru Jadi Fokus Pemdes Gawanan Karanganyar

Bambang pun berbagi trik bisa sembuh dari Covid-19. Menurutnya, upaya melaksanakan protokol kesehatan dengan 3M yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak saja tidak cukup untuk sembuh dari corona.

“Kalau yang lain 3M saja, saya 3M Plus. Plusnya adalah rajin membersihkan lubang hidung dan mulut. Selain itu jangan pernah panik. Dukungan dari teman senasib bisa menghilangkan kita dari kepanikan. Ini yang membedakan dengan warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Karena terkurung dalam kamar, bisa jadi proses penyembuhan dia malah lama. Pikirannya akan tertekan karena tidak ada dukungan teman senasib,” jelas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya