SOLOPOS.COM - Petugas Gudang Bulog Triyagan mengecek kadar air gabah kering panen di Desa Gaum, Tasikmadu, Karanganyar, Jumat (26/3/2021). (Solopos-Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Penyerapan gabah oleh Bulog dinilai dapat mendongkrak harga gabah di tingkat petani pada musim tanam (MT) I, khususnya di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar menuturkan harga gabah pada musim tanam kali ini sempat mencapai Rp3.600-3.800 per kilogram. Petani di Karanganyar mengeluhkan hal itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Seksi (Kasi) Distribusi dan Cadangan Pangan Dispertan PP Kabupaten Karanganyar, Budi Sutrisno, membenarkan kondisi tersebut.

Baca juga: Pemerintah Larang Mudik, Begini Tanggapan Organda Karanganyar

Ekspedisi Mudik 2024

"Betul sebelumnya Rp3.700 hingga Rp3.800 per kilogram. Sekarang ini sudah mulai naik. Salah satunya karena kehadiran Bulog menyerap gabah petani," ujar Budi saat berbincang dengan wartawan, Minggu (28/3/2021).

Seperti disampaikan sebelumnya, Bulog Subdivre Surakarta menandatangani MoU dengan Pemkab Karanganyar melalui Dispertan PP Kabupaten Karanganyar.

Dampaknya Lumayan

MoU berkaitan dengan kuota penyerapan 15.000 ton gabah hingga April 2021 atau pada MT I.

"Ketika Bulog belum turun [menyerap gabah] kan harga memprihatinkan. Ketika Bulog beli gabah petani itu harga naik. Misal di Matesih itu minimal Rp4.000. Ada yang Rp4.100, ada juga yang Rp4.200 per kilogram. Jadi Bulog turun menyerap gabah ini cukup lumayan dampaknya," ujar dia.

Baca juga: Knalpot Brong Tidak Terdeteksi Kamera Tilang Elektronik, Polisi: Kami Tilang Manual!

Dihubungi secara terpisah, Kepala Gudang Bulog Triyagan, Tri Aswarno, membenarkan kondisi tersebut. Dia menyebut hal itu dengan hukum pasar.

"Persaingan harga [antara Bulog dengan tengkulak] ini bisa membentuk harga pasar. Ya bisa lah disebut strategi ini menjadi syok terapi untuk tengkulak. Seandainya mau beli Rp3.800 per kilogram, bakalan ditolak petani karena Bulog beli Rp4.200 per kilogram. Otomatis [tengkulak] menaikkan harga," jelas Tri saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Oleh karena itu, Tri berharap penyuluh pertanian lapangan (PPL) proaktif menginformasikan kepada Bulog maupun Dispertan PP Kabupaten Karanganyar perihal lokasi panen.

Harapannya penyerapan Bulog maksimal, terutama saat harga gabah di lokasi tersebut dinilai merugikan petani.

Baca juga: Gabah Hasil Panen Petani Kebakkramat dan Jaten Diincar Bakul Pantura

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya