SOLOPOS.COM - KP Eddy Wirabhumi (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO -- Ketua PSHT Cabang Khusus Keraton Solo, KP Eddy S Wirabhumi, mengingatkan semua pihak agar waspada mengenai kemungkinan adanya skenario besar untuk mengacaukan Solo menyusul penyerangan warga PSHT, Selasa (15/9/2020).

Ia pun menyerukan kepada seluruh anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) agar jangan mudah terpancing menuduh dan memojokkan pihak tertentu sebagai pelaku tindak kekerasan tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sangat sulit untuk mengetahui pelaku tersebut mengingat situasi dan kondisi saat penyerangan yang gelap. Siapa saja bisa menjadi pelaku tindak kekerasan itu.

Tokoh PSHT Solo: Tak Perlu Pengerahan Massa, Percayakan Pengusutan Kasus Penyerangan Ke Polisi!

Eddy mengaku khawatir ada pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang sengaja ingin menciptakan instabilitas wilayah Solo dengan adanya penyerangan warga PSHT.

“Mohon maaf saya tak mau suuzon kepada siapa pun. Tapi kejadiannya malam, pelaku pakai penutup muka. Itu kan bisa siapa saja. Jadi jangan langsung menuduh si A, B, C, atau kelompok ini, kelompok itu,” terangnya melalui sambungan telepon kepada Solopos.com, Rabu (16/9/2020).

Eddy mengaku sudah meminta seluruh anggota PSHT agar tidak ikut-ikutan ketika ribuan warga PSHT lainnya dari berbagai wilayah mendatangi kawasan Manahan pada Selasa malam. Sebab, ia meyakini jajaran kepolisian akan mengusut tuntas kasus penyerangan warga PSHT tersebut.

Positif Tambah 8, Satgas Covid-19 Kota Solo Waspadai Kasus Dengan Ekor Berlapis

“Saya sudah imbau kepada elemen kami tidak usah ikut-ikutan. Karena korban kejadian Selasa dini hari kalau tidak salah bukan binaan kami langsung. Ia bukan panitia, bukan yang disahkan. Kita serahkan kepada kepolisian,” terangnya.

Menahan Diri

Eddy mengajak keluarga besar PSHT menahan diri dengan tetap berada dalam rumah masing-masing menunggu proses hukum terkait penyerangan anggota PSHT itu berjalan. Apalagi saat ini warga Solo dan bangsa Indonesia sedang dalam kondisi prihatin karena pandemi Covid-19.

“Ini saya takutnya ada skenario besar untuk menciptakan suasana yang tidak baik. Tidak hanya untuk Solo dan sekitarnya, tapi bisa saja grand scenario untuk membuat suasana negara kita ini kacau. Itu yang harus kita waspadai bersama,” urainya.

Pilkada Solo: Paslon Bajo Bidik Nomor Urut 01, Ini Alasannya

Eddy meminta warga PSHT tetap berada dalam rumah dan menunggu proses hukum terkait kasus penyerangan itu oleh kepolisian. Dengan begitu, skenario jahat orang tak bertanggung jawab itu secara otomatis akan gagal. Sebab situasi dan kondisi Kota Bengawan tetap aman, nyaman, dan damai.

“Jadi imbauan saya, yang jadi korban mari kita obati bersama. Berikan ruang kepada kepolisian untuk menemukan pelaku. Agar skenario jahat tidak berhasil, ya jangan termakan isu-isu, ajakan untuk melakukan tindakan balasan,” ujarnya.

Ternyata Masih Ada Warga Sragen yang Mengira Minta Tolong Damkar itu Harus Bayar

Seperti pemberitaan sebelumnya, massa berdatangan ke Plaza Manahan Solo pada Selasa (15/9/2020) malam. Sebelumnya beredar kabar akan ada aksi solidaritas di tempat itu menyusul penyerangan beberapa anggota PSHT di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Massa sempat berkumpul lalu polisi membubarkan mereka. Sementara perwakilan dari PSHT beraudiensi dengan Polresta Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya