SOLOPOS.COM - Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima'in (tengah) meninjau lokasi penyerangan pos di Bundaran Gladak, Minggu (19/8) dini hari. Insiden tersebut adalah yang kedua kalinya dalam sepekan ini setelah penembakan yang terjadi di pos polisi Gemblegan. (Foto: Daniel Ari Purnomo)

Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima'in (tengah) meninjau lokasi penyerangan pos di Bundaran Gladak, Minggu (19/8) dini hari. Insiden tersebut adalah yang kedua kalinya dalam sepekan ini setelah penembakan yang terjadi di pos polisi Gemblegan. (Foto: Daniel Ari Purnomo)

SOLO-– Misteri bahan peledak yang dilemparkan oleh pelaku teror di pos pengamanan (Pospam) Gladak, Solo, saat malam Lebaran menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat luas. Bahkan kuat dugaan, bahan peledak itu bukan granat nanas namun lebih mengarah granat rakitan mirip granat asap berdaya ledak rendah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopo.com menyebutkan, bahan peledak yang disebut-sebut sebagai granat nanas yang dilempar oleh dua orang di Pospam Gladak masih menimbulkan kejanggalan dan tanda tanya dari berbagai kalangan. Sebab, sebuah granat nanas jika diledakkan di suatu tempat akan menimbulkan kerusakan yang cukup parah.

Namun hal itu berbeda dengan temuan di lokasi kejadian. Meja yang menjadi sasaran pelemparan tidak mengalami kerusakan, hanya terdapat lubangan kecil. Sementara kaca meja tidak turut pecah. Sementara keterangan saksi yang enggan disebutkan namanya menegaskan melihat sumbu yang masih terpercik api sesaat setelah pelemparan tersebut. Kuat dugaan, bahan peledak merupakan bahan rakitan mirip granat asap yang berdaya ledak rendah.

“Kalau itu granat nanas, pasti menimbulkan korban jiwa atau minimal korban luka parah. Bahkan dari kejadian pelemparan itu malah tidak menimbulkan kerusakan apa-apa, ini kan aneh. Ada apa sebenarnya di balik penyebutan granat tersebut,” papar seorang warga yang paham tentang granat yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui Solopos.com, Jumat (24/8).

Berbeda halnya dengan pernyataan Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in, yang dimintai keterangan soal bahan peledak tersebut. “Bahan peledak itu merupakan granat jenis nanas, itu berdasarkan temuan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP),” tegas Asjima’in saat ditemui wartawan beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Asjima’in mengatakan secara marathon telah memeriksa 40 saksi dalam dua aksi teror di Kota Solo. Namun dari pemeriksaan puluhan saksi tersebut, penyidik belum bisa mendeteksi siapa pelaku ataupun aktor di balik kasus penembakan di Pos Pengamanan (Pospam) Gemblegan dan pelemparan bahan peledak yang diduga granat nanas di Pospam Gladak, Solo.

“Identitas pelaku belum ada. Kami masih memeriksa sejumlah saksi yang saat ini bertambah menjadi 40 orang. Semua masih dalam tahap penyelidikan,” papar Asjima’in saat ditemui wartawan di Mapolresta Solo, Jumat.

Seperti diberitakan, Kapolresta Solo menepis adanya rumor SMS gelap yang menyebutkan telah mengantongi identitas pelaku dan ciri-ciri pelaku yang telah melakukan aksi teror di Solo. “Tidak usah ditanggapi isu-isu seperti itu. Sekali lagi, identitas masih gelap. Petugas masih bekerja di lapangan. Doakan semoga cepat terungkap pelakunya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya