SOLOPOS.COM - Warga di Griya Pulisen 2 Boyolali bergotong royong menyembelih hewan kurban. Terdapat empat sapi dan enam kambing di griya pulisen tersebut. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali lewat Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali menerjunkan empat tim untuk mengawasi penyembelihan hewan kurban, Minggu (10/7/2022). Satu tim tersebut terdiri dari empat sampai lima orang.

Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengungkapkan empat tim tersebut sudah termasuk timnya yang ikut memonitoring dan mengevaluasi tiga tim lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Satu tim terdiri dari empat sampai lima orang. Mereka berkeliling untuk melakukan pengawasan hewan kurban,” terang Lusi saat ditemui wartawan di sela-sela pengecekan hewan kurban di Griya Pulisen 2, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Minggu (10/7/2022).

Lusi mengatakan pengecekan hewan kurban dilakukan dua tahap yaitu antemortem dan postmortem. Ia mengungkapkan antemortem dilakukan sehari sebelum penyembelihan. Sedangkan postmortem dilaksanakan setelah penyembelihan. Tujuan postmortem guna mengetahui kesehatan daging bagian dalam hewan yang akan didistribusikan.

“Jadi antemortem itu untuk mengetahui kesehatan seperti gejala klinis PMK kalau ada. Tadi, sebelum ke sini, tim sempat menemukan satu sapi bergejala PMK ringan sekali di Kecamatan Boyolali. Secara fatwa MUI [Majelis Ulama Indonesia] itu masih diperbolehkan untuk kurban,” terang Lusi.

Baca Juga: Ini Deretan Hewan Kurban Para Artis, Ada Sapi Jumbo 1,3 Ton!

Walau diperbolehkan untuk kurban, Lusi menyarankan kepada panitia kurban memotong sapi tersebut terakhir. Selanjutnya, daging seperti jeroan, kepala, dan kaki segera direbus.

Lusi dan timnya memeriksa sapi kurban di Masjid Bening Ati, Griya Pulisen 2, Boyolali. Lokasi terserbut merupakan area kediaman pribadi Bupati Boyolali, M. Said Hidayat.

“Semalam di sini sudah dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan dari Disnakkan Boyolali. Jadi antemortem ya, hasilnya semuanya sehat, aman, tidak menunjukkan gejala penyakit mulut dan kuku,” kata dia.

Saat disinggung mengenai Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) untuk kurban di Masjid Bening Ati, Lusi menjawab hewan ternak yang berasal dari luar daerah telah memiliki SKKH. Namun, hewan ternak lokal cukup dilakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Ada Cacing Hati pada Sapi di Boyolali, Masih Amankah Daging Dikonsumsi?

“Kalau dari luar pasti kami tanyakan SKKH dari daerah asal. Kalau lokal yang penting sudah kami periksa, semisal panitia kurban minta ya kami kasih,” kata dia.

Pengurus takmir di Masjid Bening Ati, Abdul Rahman, mengatakan kurban tahun ini di ada empat sapi dan enam kambing. Seluruh hewan tersebut telah ber-SKKH.

“Sudah [memiliki SKKH]. Sudah diperiksa puskeswan dan semuanya sehat. Hewan-hewannya ini dari lokal, seperti daerah Cepogo. Ada juga dari Solo,” terang dia.

Ia mengatakan takmir di tempatnya sudah mengetahui cara pengolahan daging kurban setelah disembelih, seperti perebusan untuk jeroan, kepala, dan kaki. Ia juga menjelaskan takmir langsung mendistribusikan daging ke warga di dalam perumahan sekaligus dikirim ke panti asuhan.

Baca Juga: Salat Id di Masjid Ageng Boyolali, Bupati Berharap PMK segera Selesai

“Di sini maksimal dibagikan 100 bungkus berisi satu kilogram daging, kalau sama tulang nanti dua kilogram. Sisanya akan dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan dan juga panti asuhan,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya