SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Museum Radya Pustaka (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Museum Radya Pustaka (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Solopos.com, SOLO — Komite Museum Radya Pustaka berusaha menjemput kembali koleksi museum berupa 29 jilid buku kuno di perpustakaan Universitas Indonesia (UI), Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Buku kuno tersebut diketahui telah dijual ke kampus UI saat sebelum terbentuknya komite museum.

Sekretaris Komite Museum Radya Pustaka, Esti Wiyono saat ditemui Solopos.com, Kamis (17/10/2013), mengatakan saat ini Ketua Komite Museum, Purnomo Subagyo menuju ke Kampus UI di Jakarta berusaha mengambil kembali naskah kuno tersebut.

Ketua komite akan mencari kejelasan kronologi bagaimana buku-buku bisa sampai di perpustakaan UI.

“Pada 2010 lalu pihak perpustakaan UI telah bersedia mengembalikan buku-buku tersebut. Tetapi dengan catatan, harus ada surat resmi pengambilan yang di ketahui oleh Wali Kota Solo. Waktu itu wali kota masih dijabat oleh Jokowi. Tetapi tidak tahu mengapa sampai saat ini belum ada kejelasan lagi. Untuk itu, kami berusaha mengambil kembali buku tersebut,” jelasnya.

Meski buku tersebut telah dijual ke pihak UI, lanjutnya, tetapi pada 2010 lalu pihak UI telah bersedia menyerahkan tanpa harus mengembalikan uang yang telah dibayarkan pada masa itu.

“Informasinya buku itu sudah dipijam sudah sejak lama, tetapi diketahui buku itu sudah dijual. Masih belum jelas informasinya,” imbuhnya.

Anggota staf Perpustakaan Museum Radya Pustaka, Nia menerangkan ke-29 jilid buku tersebut berupa kamus kuno yang ditulis oleh C.F. Winter dan Y.A Wilkens. Keduanya merupakan linguis Hindia-Belanda yang ditugaskan oleh pemerintah kolonial untuk mendalami sastra jawa pada tahun 1600-1700-an.

“Buku itu berupa kamus sastra jawa, atau dalam bahasa jawanya sering disebut reng-rengan. Buku tersebut juga masuk dalam daftar katalog induk naskah nusantara. Di dalamnya juga tertera semacan rentetan surat transaksi pembelian,” paparnya.

Ia mengatakan buku tersebut di jual sekitar tahun 1980-an pada saat Museum Radya Pustaka masih dikelola oleh KRT Hardjonegoro atau yang lebih dikenal dengan nama Go Tik Swan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya