SOLOPOS.COM - Sejumlah WNI yang diduga menjadi korban penyekapan di Myanmar. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Sebanyak 20 warga negara Indonesia atau WNI dikabarkan menjadi korban penyekapan serta penyiksaan di Myanmar. Cerita tentang penyekapan WNI ini pun hampir serupa dengan salah satu bagian dari cerita drama Korea (drakor), Taxi Driver Season 2, yang dibintangi aktor Korea Selatan, Lee Je-Hoon.

Dalam salah satu bagian cerita drakor Taxi Driver Season 2 itu diceritakan Lee Je-Hoon mendapat tugas membongkar modus eksploitasi tenaga kerja asal Korea di Vietnam. Saat itu sejumlah tenaga kerja yang berasal dari kalangan mahasiswa teknik mendapat iming-iming bekerja dengan bayaran tinggi di Vietnam.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Namun sesampainya di Vietnam, para tenaga kerja asal Korea itu justru dijemput sejumlah orang bersenjata dan dipaksa membuat aplikasi judi online. Selama di kamp penampungan itu, para tenaga kerja asal Korea itu tidak diizinkan berinteraksi dengan dunia luar atau disekap. Selain itu, mereka juga mendapat siksaan hingga beberapa di antaranya mengalami cedera dan meninggal dunia.

Kisah dalam drakor Taxi Driver Season 2 itu pun hampir mirip dengan pengalaman yang dirasakan para WNI yang menjadi korban penyekapan di Myanmar. Setidaknya hal itulah yang diceritakan salah satu istri WNI yang disekap, Ema Ulfatul Hilmiah, 28, asal Sukabumi.

Ema mengaku awalnya, suaminya, Muhammad Afrilian, berniat bekerja di Arab Saudi. Meski demikian, setelah menunggu dua tahun paspor TKI ke Arab Saudi yang dijanjikan lembaga tenaga kerja tak kunjung turun.

“Padahal saat itu semua sudah ready, baik paspor maupun medical check up. Tinggal nunggu visa yang enggak turun-turun,” tutur kepada Solopos.com, Rabu (26/4/2023).

Setelah itu, suaminya mendapat tawaran dari lembaga penyaluran tenaga kerja bahwa ada lowongan kerja di Thailand. Suami Ema pun langsung mengiyakan dan segera berangkat ke Thailand.

Dijemput Pria Bersenjata

Sesampainya di Thailand, suaminya bersama beberapa WNI langsung dijemput sejumlah orang. Mereka langsung dibawa ke perbatasan Thailand dengan Myanmar. Mereka dibawa pergi dengan kawalan dua orang bersenjata dan berseragam militer.

Di tempat terpencil yang ditak diketahui lokasi pastinya itu, mereka dipaksa bekerja mulai dari jam 8 malam hingga pukul 1 siang. Tugasnya adalah mencari kontak orang-orang yang bisa ditipu melalui situs web maupun aplikasi Kripto.

Jika tak mampu mendapatkan sasaran, para WNI itu pun mendapat siksaan yang bertubi-tubi sebagai bentuk hukuman karena tidak memenuhi target yang dicanangkan.

“Awalnya enggak ada hukuman. Tapi setelah dua pekan trainning, tiba-tiba bila target satu nomor orang luar negerinya enggak tercapai, ada hukumanya. Seperti lari, pushup, squat jump sampai 100-500 kali. Ada juga yang dalam lima hari enggak dapat satu kontak dicambuk dan disetrum,” jelasnya.

Ema pun berharap Pemerintah merepons permintaan atau mengulurkan tangan kepada ke 20 WNI yang telah meminta pertolongan pulang tersebut. Sebab, selain dipekerjakan tak layak, mereka saat ini juga diduga terancam diperdagangkan.

Ema saat ini sudah tidak mengetahui bagaimana kabar dari suaminya di Myanmar. Sebab, dirinya kali terakhir dihubungi suaminya pada Senin (24/4/2023) siang.

“Sampai sekarang belum ada kabar lagi. Saya dapat kabar itu saja karena suami curi-curi kesempatan. Di sana semua handphone (HP) dikumpulkan. Ada batas 10 menit dan satu pekan sekali boleh pegang HP. Itu pun disadap,” tegasnya.

Ema mengaku bisa menghubungi suaminya karena Afrilian membawa dua buah handphone. Handphone yang satu dikumpulkan, sedangkan satunya lagi disembunyikan untuk menghubungi keluarga di Tanah Air.

Meski demikian, Ema tidak tahu lagi apakah handphone itu masih dibawa sang suami. Hal itu dikarenakan sejak Senin siang, suaminya sudah tidak bisa dihubungi atau lost contact.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya