SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Jumlah penderita pneumonia di Klaten pada 2014 diprediksi meningkat dibandingkan tahun lalu.

Sementara, untuk menekan jumlah penderita pneumonia Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten menggelar refreshing dan pelatihan 34 bidan desa di aula kantor setempat, Selasa (22/10/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Data yang dihimpun Solopos.com di Dinkes Klaten, pada 2012 jumlah penderita pneumonia ada 2.647 kasus. Dari jumlah itu, 1.536 kasus di antaranya menjangkiti balita usia 1-4 tahun. Pada 2012 itu pula, tiga balita di Klaten meninggal dunia akibat pneumonia. Sedangkan, 1.111 kasus sisanya menjangkiti usia lebih dari 5 tahun.

Ekspedisi Mudik 2024

Sedangkan, hingga September 2013 jumlah penderita pneumonia di Klaten sudah mencapai 2.445 kasus. Dari jumlah itu, 1.507 kasus di antaranya menjangkiti anak usia di bawah 4 tahun. Bahkan, tiga balita di antaranya meninggal dunia akibat pneumonia. Sedangkan, 938 kasus sisanya menjangkiti usia lebih dari 5 tahun.

“Diprediksi jumlah penderita semakin banyak hingga Desember tahun ini, sebab sampai September jumlahnya sudah ada 2.445 kasus pneumonia,” papar Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Pemberantasan Penyakit Menular Langsung dan Penyakit Tidak Menular (P2ML dan PTM) Dinkes Klaten, Inayati Hasanah Evita Dewi kepada Solopos.com, Selasa.

Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kasus pneumonia, pihaknya menggelar pelatihan atau refreshing bagi 34 bidan desa yang ada di Klaten di aula Dinkes Klaten, Selasa.

Bidan dianggap sebagai ujung tombak pemberi sosialisasi masalah penyakit dan penanganannya kepada masyarakat. Pemateri dalam refreshing kemarin adalah Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Klaten, Cahyono Widodo.

Menurut Cahyono, pneumonia merupakan pembunuh bayi kedua paling banyak di Indonesia setelah diare. Berdasarkan penelitian dari WHO dan UNICEF pada 2006, satu bayi meninggal dunia setiap 20 detik di negara berkembang.

“Kasus pneumonia salah satunya disebabkan oleh tingkat konsumsi ASI eksklusif pada bayi yang masih rendah. Tapi untungnya di Klaten sudah cukup baik,” paparnya saat menyampaikan materi.

Selain itu, kurangnya gizi dan cakupan imunisasi pada bayi juga bisa meningkatkan jumlah penderita pneumonia.

Oleh sebab itu, sambungya, orang tua bayi harus tahu apa itu pneumonia beserta gejalanya. Menurutnya, penderita pneumoni biasanya memiliki ciri batuk, sesak nafas, nafas cepat, stridor, hidung kembang kempis dan tarikan dinding dada ke dalam pada bayi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya