SOLOPOS.COM - Petugas Balai Besar Veteriner (BBV) Wates, DIY mengambil sampel tanah di kandang sapi warga Dusun Ngemplak, Desa Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Kamis (31/3/2022). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Balai Besar Veteriner (BBV) Wates, Sleman, DIY, mengerahkan petugas ke Dusun Ngemplak, Desa Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, Kamis (31/3/2022), untuk menginvestigasi kasus sapi mati misterius di sana. Investigasi lanjutan dilakukan setelah hasil lab atas sampel darah dan feses tak menunjukkan apa penyebab belasan sapi di Ngemplak mati misterius.

Ada 18 sapi warga yang mati mendadak dalam kurun satu bulan terakhir. Sapi itu mati diawali dengan gejala kejang-kejang meski beberapa hari sebelumnya terlihat sehat.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pantauan Solopos.com di lokasi, petugas BBV tersebut mengambil tanah, sisa pakan, darah sisa penyembelihan sapi. Petugas juga mengambil sampel darah dua ekor sapi sehat milik warga.

Baca Juga: Belasan Sapi di Mojogedang Karanganyar Mati Misterius

Pengambilan sampel dilakukan di sembilan warga yang sapi-sapinya mati. Di masing-masing kandang, petugas juga menggali informasi mengenai gejala dan riwayat sapi-sapi milik mereka.

Petugas BBV didampingi pegawai dari Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar, inseminator dari Karanganyar, serta perangkat Desa Kaliboto.

Sub-Koordinator Pelayanan Teknis pada BBV Wates, drh. Suhardi, yang memimpin pengambilan sampel itu mengatakan investigasi tersebut melengkapi langkah yang sudah dilakukan Dispertan PP.

Baca Juga: Hasil Lab Keluar, Penyebab Kematian Sapi di Mojogedang Masih Misterius

“Kami dari laboratorium milik Kementerian Pertanian juga memantau apa yang terjadi di masyarakat. Kami saling membantu dengan Dinas Pertanian,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa berdasarkan pengalaman, hewan ternak yang mati mendadak bisa disebabkan oleh racun atau bakteri (basilus). “Kalau mati mendadak ya biasanya racun atau bakteri [basilus] yang meracuni darah merah,” ujarnya di sela-sela kegiatan.

Meski demikian pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai berbagai kemungkinan. Termasuk kemungkinan adanya displasia abomasum atau pencernaan muntir/melintir juga bisa menyebabkan kematian mendadak, meskipun menurutnya sulit dideteksi jika hewannya sudah mati.

Baca Juga: Penyebab Sapi Mati Mendadak Masih Misterius, Warga Mojogedang Panik

“Setelah ini kami bawa ke Balai [BBV] dan semoga hasilnya bisa segera keluar. Kalau tidak antre mungkin sepekan sudah ada hasilnya. Kami berharap kematian mendadak ini terjadi karena faktor metabolik saja [displasia abomasum] bukan Penyakit Hewan Menular Strategis [PHMS],” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya