SOLOPOS.COM - Penyanyi Campursari Cak Diqin dan Nyimut Lestari. (Istimewa/Dokumentasi Tim Cak Diqin)

Solopos.com, SOLO -- Perkembangan dunia digital memaksa semua orang berubah, tak terkecuali duet penyanyi campursari Cak Diqin dan Nyimut Lestari.

Di usia yang tak muda lagi, penyanyi Cak Diqin dan Nyimut Lestari terus beradaptasi dan menjajal sejumlah inovasi serta karya baru agar diterima lintas generasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Spirit tersebut mereka wujudkan dalam dua karya baru Timun Wungkuk Jaga Imbuh dan Tresno Sak Lawase yang dirilis di kanal YouTube Cak Diqin awal pekan ini.

Berdarah Tulungagung, Ini Dia Sosok Safira Inema Penyanyi Lagu Ku Puja-Puja

Saat menggelar jumpa pers di daerah Banyudono, Boyolali, beberapa waktu lalu, Cak Diqin menyebut lagu tersebut dibuat dengan kualitas maksimal yakni format HD. Sedangkan konsep setting dan alur cerita didekatkan dengan cerita anak muda sekarang.

“Sekarang diunggah di YouTube. Sementara kalau dulu dalam format VCD garapan video klipnya masih lawas. Ini mulai diberi sentuhan kekinian,” cerita Cak Diqin.

Penyanyi campursari bernama panjang Muhammad Sodiqin itu kemudian menceritakan latar belakang pembuatan lagu tersebut.

Potret Cantik Bella Bonita, Model Video Klip Los Dol - Denny Caknan

Cak Diqin mengaku terinspirasi dari filosofi timun wungkuk atau timun bongkok yang banyak dicari penikmat kuliner meskipun memiliki bentuk kurang sempurna.

“Bentuknya tidak lurus memanjang, tetapi melengkung. Bahkan timun wungkuk ada yang bentuknya nyaris melingkar. Jenis timun semacam ini kurang diminati konsumen. Kecuali rasanya kurang enak, bentuknya juga tidak menarik. Timun-timun wungkuk umumnya dijual sebagai tambahan saja,” terangnya.

Timun wungkuk menurutnya mengajarkan soal kerendahan hati jiwa Jawa yang tak pernah meninggikan dirinya meskipun piawai dalam banyak hal.

“Kesadaran semacam ini dalam kacamata Jawa sering dianggap sebagai bentuk merendahkan diri dengan menyatakan diri bahwa dirinya tidak lebih hebat daripada orang lain. Dirinya hanyalah timun wungkuk yang hanya bisa digunakan untuk jaga imbuh [tambahan],” tambah Cak Diqin.

Filosofi Jawa

Tak sekadar menyanyi, seniman senior yang telah malang melintang di dunia musik campursari sejak puluhan tahun lalu ini juga ingin mengenalkan filosofi Jawa kepada generasi sekarang.

'Bojomu Semangatku', Tonton Adegan Viralnya di Sini!

Sementara itu lagu Tresno Saklawase yang bakal dibawakan istri, Nyimut, menceritakan soal cinta tanpa syarat, kasih sayang dua insan yang dilakukan tulus ikhlas.

“Cinta itu sepenuh hati atas dasar kepasahan kepada sang AIlah. Dengan begitu kita akan bisa mencintai pasangan kita dengan penuh kedamaian,” tukas Cak Diqin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya