SOLOPOS.COM - Para penyandang tuna netra yang tergabung dalam Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) bersiap melakukan longmarch dalam acara Parade Tongkat Putih dari Balai Kota Semarang ke Lawang Sewu, Minggu (24/1/2016). Namun, acara ini batal digelar menyusul hujan lebat yang mengguyur Semarang, Minggu pagi. (JIBI/Imam Yuda/Semarangpos.com)

Penyandang Tuna Netra yang tergabung dalam Pertuni tengah gencar mengampanyekan penggunaan tongkat putih. 
Semarangpos.com, SEMARANG – Hujan yang mengguyur Kota Semarang, Minggu (24/1/2016) pagi, membuyarkan rencana Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) menggelar Parade Tongkat Putih.

Sebenarnya Parade Tongkat Putih akan digelar puluhan penyandang tuna netra yang tergabung bersama Pertuni dengang mengitari landmark Kota Semarang, Lawang Sewu, mulai dari Balai Kota Semarang. Namun, berhubung cuaca tidak mendukung rencana itu pun batal digelar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Lebih baik kami batalkan saja daripada membahayakan kesehatan teman-teman [penyandang tuna netra]. Lagian, jalannya juga becek,” ujar Ketua Umum Pertuni, Aria Indrawati, saat dijumpai Semarangpos.com di Balai Kota Semarang, Minggu pagi.

Parade Tongkat Putih ini digelar sebagai salah satu rangkaian memperingati hari ulang tahun ke-50 Pertuni yang akan jatuh pada 26 Januari 2016 nanti. Tongkat Putih ini menggambarkan identitas dari para penyandang tuna netra.

Dalam pers rilisnya, Aria mengaku tongkat putih memang berbentuk sederhana dengan bentuk bulat, terkadang pipih, lurus dan terbuat dari alumunium atau kayu yang berukuran tidak terlalu panjang. Tapi, bagi kalangan tuna netra fungsi tongkat yang biasanya diberi warna putih dan garis merah pada bagian atasnya itu sangat banyak karena membantu mereka bermobilitas.

“Tongkat putih adalah pengganti penglihatan bagi sebagian besar kalangan penyandang tuna netra,” ujar Aria.

Aria menambahkan, di Indonesia tongkat putih belum banyak digunakan oleh sebagian tuna netra. Padahal, menurutnya pembiasaan menggunakan tongkat putih bisa menjadi identitas bagi penyandang tuna netra saat berada di tempat umum.

“Oleh karenanya kami pun siap mengampanyekan penggunaan tongkat putih ini ke berbagai daerah di Indonesia,” imbuh Aria.

Kampanye penggunaan tongkat putih ini dilakukan dengan menggelar Parade Tongkat Putih di sembilan kota di Indonesia, mulai 22-31 Januari. Kesembilan kota itu, yakni Surabaya, Tuban yang sudah dikunjungi pada Jumat dan Sabtu kemarin. Setelah itu dilanjutkan di Semarang, Solo, DI Yogyakarta, Purwokerto, Bandung, Garut dan Jakarta.

“Untuk puncak acaranya akan kami gelar di Solo, Selasa [26/1/2016] nanti. Kenapa kami pilih Solo? Karena Pertuni lahir juga di Solo,” terang Aria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya