SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (dua kanan) dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto (kanan), saat menerima kunjungan komunitas penyandang tuli Wonogiri di ruang kerja Bupati Wonogiri, Senin (4/5/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten Wonogiri akan memfasilitasi kekurangan dan kendala pembuatan masker transparan yang dibuat oleh komunitas penyandang tuli Wonogiri.

Diberitakan sebelumnya, juru bahasa isyarat asal Wonogiri, Eka Sari Utami, 24, dan seorang penjahit yang menyandang tuli, Sutantini, warga Pakis RT 001/RW 009, Desa Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, berinisiatif membuat masker transparan untuk para penyandang tuli.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terus Bertambah! Positif Covid-19 di Sukoharjo Tembus 40 Orang, 1 Kasus Baru di Makamhaji

Tujuan pembutan masker transparan tersebut yaitu untuk memudahkan penyandang tuli berkomunikasi dengan orang lain dengan cara membaca gesture bibir. Gerakan bibir bisa terlihat karena model masker kain dikombinasikan dengan mika atau plastik di bagian tengah.

Ekspedisi Mudik 2024

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (Jekek), mengapresiasi kreativitas dan inovasi pembuatan masker yang dikembangkan oleh komunitas penyandang tuli tersebut. Tetapi dalam proses pengerjaanya terdapat beberapa kendala, seperti kapasitas produksi, permodalan, kurangya Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjahit dan lain-lain.

“Untuk mengatasi kendala tersebut, mereka belum bisa menemukan solusi secara cepat. Maka dari itu, pemerintah hadir untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Karena kreativitas mereka membantu kami dalam melakukan pencegahan persebaran Covid-19,” kata dia kepada Solopos.com di pendapa Kabupaten Wonogiri, Senin (4/5/2020).

Tahapan Seleksi Kerja Disetop, Ratusan Lulusan SMK di Sragen Terancam Nganggur

Jekek memerintahkan untuk membuat masker transparan sebanyak jumlah penyandang tuli yang ada di Wonogiri. Saat ini terdapat 1.687 orang penyandang tuli di Wonogiri. Masker tersebut nantinya akan dibeli Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wonogiri, kemudian disalurkan untuk penyandang tuli di Wonogiri.

“Satu masker dihargai Rp7.500. Kami meminta dibuatkan sesuai jumlah penyandang tuli di Wonogiri. Tadi saat bertemu dengan mereka ada usulan agar setiap penyandang tuli mempunyai dua masker, kemudian kami setujui. Jadi pembuatannya dua tahap. Berapapun nanti mereka mengajukan akan kami beli, karena ada alokasi anggaran untuk pencegahan Covid-19,” ujar dia.

Kurang SDM

Mengenai kekurangan SDM yang menjahit, menurut dia, sudah dikoordinasikan dengan komunitas penyandang tuli dan Balai Latihan Kerja (BLK). SDM yang akan dikerahkan untuk memproduksi masker sebanyak 20 orang, mereka semua penyandang difabel. Proses pembuatan akan dimulai Selasa (5/5/2020). Diprediksi 10 hari hingga 12 hari kedepan produksi masker bisa terpenuhi.

Isolasi Mandiri, Rumah Keluarga Pasien Covid-19 di Klaten Bakal Dipagari Bambu

Dari informasi yang dihimpun Solopos.com beberapa waktu lalu, banyak orang maupun komunitas dari luar daerah yang ingin memesan masker transparan tersebut. Menanggapi hal itu, komunitas penyandang tuli Wonogiri dan Bupati bersepakat bahwa produksi masker diprioritaskan untuk warga setempat terlebih dahulu.

“Kami sepakat untuk pendistribusian difokuskan untuk penyandang tuli di Wonogiri. Jika semua kebutuhan di Wonogiri sudah terpenuhi, permintaan dari luar daerah bisa dilayani,” kata Jekek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya