SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Penyaluran rastra dinilai masih sama dengan kualitas raskin.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Program beras untuk keluarga sejahtera (Rastra) yang disalurkan ke keluarga kurang mampu di Gunungkidul sejak Rabu (20/1/2016) tidak beda jauh dengan program beras untuk keluarga miskin (Raskin) yang disalurkan di tahun-tahun sebelumnya. Rencananya penyaluran di Januari ditargetkan selesai di awal Februari mendatang.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Dari data Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Gunungkidul, penerima rastra di 2016 sebanyak 80.243 Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM). Jumlah ini sama dengan penerima raskin di 2015 lalu. Sedang untuk menebus beras itu, dibebankan biaya pengganti sebesar Rp1.600 per kilogram, dengan jatah masing-masing keluarga seberat 15 kg.(Baca Juga : PROGRAM PEMERINTAH : Bulog Mulai Distribusikan Rastra)

“Hanya namanya saja yang berubah. Sedang untuk yang lainnya tetap sama mulai dari kualitas hingga berat beras yang diberikan,” kata Kepala Bagian Kesra Setda Gunungkidul Bambang Sukemi kepada wartawan, Kamis (21/1/2016).

Dia menjelaskan, penyaluran rastra di Gunungkidul merupakan yang pertama kali di DIY. Saat itu, simbolisasi penyaluran dilakukan langsung oleh Kepala Perum Bulog Divre DIY M Sugit Tedjo Mulyono di Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Rabu kemarin.

Ditargetkan penyaluran perdana ini bisa disalurkan ke warga penerima manfaat di 18 kecamatan paling lambat 9 Februari mendatang. Untuk teknis penyaluran, Bambang mengaku menyerahkan sepenuhnya ke Gundang Bulong Logandeng, Playen selaku pelaksana.

“Kita sudah koordinasikan dengan petugas di sana [Bulog Logandeng]. Penyaluran akan dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan jadwal di masing-masing kecamatan,” ujarnya.

Diharapkannya, bagi warga penerima manfaat yang menemukan rastra dengan kualitas tidak layak makan agar segera melapor ke tim koordinator di tingkat desa. Sesuai kesepakatan dengan Bulog, kata Bambang, akan ada garansi penggantian terhadap beras-beras yang tak layak konsumsi.

“Sebelum disalurkan, kami sudah melakukan pengambilan sampel beras dan hasilnya bagus. Tapi bagi warga yang menerima beras tak layak ada garansi untuk diganti dengan yang lebih layak,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Gudang Bulog Logandeng, Playen Dani Permana mengatakan, secara kualitas antra rastra dengan raskin tidak beda jauh. Sebab beras yang disalurkan sama, yakni dengan kualitas yang medium.

“Untuk Gunungkidul setiap bulannya ada sekitar 1.200 ton beras yang disalurkan ke masyarakat,” kata Dani.

Dia menambahkan, perbedaan antara rastra dengan raskin hanya sebatas nama. Kata rastra dinilai lebih positif, ketimbang sebutan beras untuk warga miskin. “Dengan kata sejahtera ada harapan warga yang menerima bantuan bisa meningkatkan taraf hidup mereka,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya