SOLOPOS.COM - Peserta pawai sepeda hias BNN Art Bike Carnival melintasi jalanan Kota Kediri, Minggu (25/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Prasetia Fauzani)

Penyalahgunaan narkoba di DIY harus diwaspadai

Harianjogja.com, JOGJA — BNNP DIY mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai teror Narkoba. Mereka menilai bila tak ada gerakan yang cepat bukan tak mungkin Indonesia akan runtuh akibat narkotika dan obat-obatan terlarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala BNNP DIY Kombes Pol. Soetarmono di Balai Cepoko Kompleks Kepatihan DIY Rabu (23/3/2016) mengatakan peredaran narkotika lekat dengan dunia terorisme. Di zaman dulu menurutnya pengedar narkoba menjual barang haram ini untuk menggalang dana gerakan-gerakan teror. Sekarang teror dilakukan langsung melalui obat-obatan terlarang itu.

“Yang disasar tidak hanya anak muda, tapi sudah semua lapisan masyarakat,” kata Soetarmono.

Kasus yang menimpa bupati Ogan Ilir menurut Soetarmono menjadi salah satu indikasi penting bahwa narkoba bisa menyerang siapa saja. Apalagi sebelumnya ada juga anggota dewan yang kedapatan mengonsumsi narkoba.

Soetarmono mengatakan, bila semua berhasil disasar dan mengonsumsinya, maka keberlangsungan kedaulatan Indonesia bisa terancam.

“Kalau dibiarkan bisa runtuh negeri ini,” kata dia.

Untuk menanggulangi bahaya itu dia mengatakan perlu adanya gerakan yang terus menggelorakan semangat anti narkoba. DIY menurutnya menjadi kawasan yang disorot dalam penanganan narkoba karena daerah ini semacam Indonesia dalam versi mini. Berbagai masyarakat dari berbagai latar belakang ebrkumpul menjadi satu.

Belum lagi angka penyalahgunaan narkoba di DIY relatif tinggi dengan lebih dari 60.000 pengguna 2015 lalu. Dari angka itu, 23.000 diantaranya merupakan pengguna yang sedang mencoba-coba mengonsumsi Narkoba.

Mahasiswa menjadi target yang dinilai Soetarmono paling empuk dijadikans asaran oleh para pengedar. Selain masih muda dan memiliki rasa penasaran tinggi, Mahasiswa juga memiliki uang saku yang besar untuk membayar SPP maupun kos. Euforia karena lepas dari pantauan ketat orangtua juga menjadi faktor penyebab lain mereka mencoba-coba narkotika.

“Jadi kami akan mulai dari situ dulu, Sultan juga sempat berpesan untuk mengawasi mereka karena kasihan, mereka kesini ingin menuntut ilmu tapi bisa terjebak narkoba bila tidak ada pendampingan,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya