SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI–Kasus ayam mati mendadak terjadi di Kabupaten Boyolali, beberapa waktu terakhir ini. Tim dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali pun langsung terjun ke lokasi untuk melakukan tes cepat atau rapid test, hingga pengambilan sampel darah dari bangkai ayam untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.

Ditemui wartawan di sela-sela pemeriksaan ayam mati di Dukuh/Desa Penggung, Kecamatan Boyolali, Rabu (22/1), Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan & Kesmavet) Disnakkan Boyolali, Ida Nawak Sari, mengemukakan beberapa laporan kasus kematian unggas yang sudah dilaporkan ke Disnakkan Boyolali, di antaranya yang terjadi di Kecamatan Andong, belum lama ini, dan Dukuh/Desa Penggung, Rabu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ciri-ciri kematian ayam tersebut diakuinya mirip dengan ciri-ciri ayam yang terserang avian influenza (AI) atau flu burung. Karena selain ayam mati secara mendadak, warna jenggernya membiru. Sehingga langkah yang dilakukan tim Disnakkan adalah melakukan tes cepat dan pengambilan sampel darah pada bangkai ayam. Langkah itu, jelasnya, untuk memastikan penyebab kematian ayam-ayam tersebut.

“Untuk kasus yang di Kecamatan Andong, hasilnya negatif [negatif AI]. Sedangkan untuk kasus di Dukuh Penggung ini, kalau dari rapid test juga negatif. Namun kami juga mengirimkan sampel darah untuk penelitian lebih lanjut di laboratorium. Harapan kami ya bukan AI,” kata Ida.

Hasil uji laboratorium, dikatakan Ida, paling cepat diketahui setelah satu pekan.
Di sisi lain, Ida mengungkapkan sejauh ini pihaknya belum menemukan kematian unggas akibat AI di Kabupaten Boyolali. Diakuinya, musim hujan seperti saat sekarang tidak menutup kemungkinan penyakit menular pada hewan lebih mudah menyebar. Sehingga pihaknya meminta masyarakat juga waspada, serta proaktif untuk melaporkan kejadian kematian unggas atau hewan lainnya kepada Disnakkan setempat.

Kematian unggas, lanjut dia, selain bisa disebabkan karena AI juga bisa dikarenakan penyakit lainnya, di antaranya yakni penyakit snot maupun newcastle diseases (ND) atau lebih sering disebut tetelo.

Kematian ayam di Dukuh Penggung di antaranya menimpa ayam milik Agus Wiyono, yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Boyolali. Selain dia, ayam tetangganya juga ikut mati mendadak.
“Di tempat saya hanya satu ekor, tetapi ayam milik tetangga juga banyak yang mati mendadak,” ungkap Agus.

Khawatir kematian ayam tersebut dikarenakan serangan flu burung, pihaknya segera menghubungi Disnakkan. Apalagi sebelum Rabu tersebut, diakuinya, juga banyak ayam milik warga lain yang juga mati mendadak.
“Tapi banyak warga yang tidak melaporkan kasus kematian ayamnya tersebut,” katanya.

Terkait banyaknya kematian ayam ini, Agus meminta supaya dinas memberikan sosialisasi ke masyarakat, terutama terkait kewaspadaan terhadap merebaknya AI serta kesadaran masyarakat untuk melaporkan setiap terjadi kematian unggas mendadak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya