SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk cikungunya (Dok/JIBI)

Solopos.comm WONOGIRI–Serangan penyakit Chikungunya di Wonogiri meluas. Belasan warga di Dusun Karanglo, Desa Gabangharjo dan Dusun Gayam, Desa Lebak, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri terserang penyakit nyeri persendian dan berakibat tak bisa berjalan. Warga mendesak instansi terkait menggalakkan sosialisasi dan memberi abate.

Salah seorang warga Desa Gabangharjo, Raharjo, ditemui solopos.com, Selasa (24/6/2014), menyatakan, serangan penyakit Chikungunya membuat panik warga. Pasalnya, penderita langsung tak bisa berjalan dan menahan nyeri di persendian. “Kejadian sudah berlangsung sepekan terakhir. Sekarang ini, mayoritas penderita sudah sembuh. Bapak dan ibu saya terkena penyakit tersebut sehingga membuat anggota keluarga panik.”

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dijelaskannya, kepanikan warga dikarenakan penderita tak bisa berjalan. “Awalnya, warga mengira panderita lumpuh karena tak bisa berjalan. Setelah dibawa berobat ke dokter praktik maupun ke puskesmas mendapat penjelasan bahwa penyakit tersebut bernama Chikungunya. Warga masih awam. Apalagi rumah penderita di satu blok kampung.”

Dia berharap, petugas kesehatan meningkatkan sosialisasi atau penyuluhan agar masyarakat lebih paham ciri-ciri dan antisipasi serangan penyakit Chikungunya. Menurutnya, fogging atau pengasapan kurang efektif karena lokasi lahan milik warga luas. Dia meminta, dinas atau Puskesmas Pracimantoro memberikan obat abate kepada semua warga. “Setiap rumah memiliki bak penampungan air. Jika air di tandon ingin dikuras tidak mungkin karena warga mendambakan air bersih. Untuk itu, pemberian obat abate lebih pas untuk mematikan jentik nyamuk.”

Terpisah, Kepala Puskesmas Pracimantoro I, Dwi Cahyo ditemui di kantornya, membenarkan kejadian serangan Chikungunya tersebut. “Akhir Mei serangan Chikungunya menimpa 13 warga Dusun Karanglo, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro dan awal Juni penyakit serupa menyerang sembilan warga Dusun Gayam, Desa Lebak, Pracimantoro,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, petugasnya sudah turun melakukan penyelidikan epidemiologi (PE). “Hasilnya memang angka bebas jentik nyamuk masih tinggi sehingga jentik nyamuk masih bersarang di bak penampungan air. Petugas sudah melakukan penyuluhan dan memberi abate secara gratis. Jika masih ada yang membutuhkan silakan datang ke puskesmas untuk meminta abate secara gratis.”

Pada bagian lain, Dwi Cahyo mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai seseorang yang mengatasnamakan petugas kesehatan untuk menawarkan obat abate. “Soal membeli atau tidak atas tawaran tersebut terserang warga. Namun, masyarakat jangan terkecoh karena sering kali ada seseorang yang mengaku-aku petugas kesehatan dengan seragam menyakinkan. Jadi diwaspadai saja.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya