SOLOPOS.COM - Ilustrasi anjing gila penyebar rabies (modernguidetohealth.com)

Penyakit menular yakni rabies ditularkan melalui gigitan anjing.

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Diasnakperla) Wonogiri akan mendata populasi anjing untuk memantau kesehatan hewan. Pada pendataan tersebut, Disnakperla melibatkan pemerintah desa di seluruh wilayah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pada 2010 lalu populasi anjing di Wonogiri mencapai sekitar 11.000 ekor.

“Wonogiri masih aman dari rabies. Kalau kasus gigitan anjing, terakhir terjadi pada 6 Januari 2014 lalu. Ada dua orang yang diserang oleh anjing peliharaannya sendiri. Namun tidak sampai menimbulkan rabies pada korban,” kata Kepala Disnakperla Wonogiri, Rully Pramono Retno, melalui Kabid Kesehatan Hewan (Keswan), Surip Surono, saat ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.

Tapi untuk jumlah populasi anjing tahun ini pihaknya belum mengetahui dengan pasti. Meskipun sebelumnya sempat muncul informasi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinakkeswan) Jawa Tengah (Jateng), Wonogiri merupakan wilayah dengan populasi anjing tertinggi di Jateng, yaitu sekitar 13.000 ekor.

Untuk memastikan data tersebut, Disnakperla Wonogiri segera menyebarkan angket ke semua pemerintah desa maupun kelurahan.

Menurut Surip, dengan melibatkan pemerintah desa, diharapkan pendataan akan lebih akurat dan cepat. “Sebab bagaimanapun mereka yang lebih mengetahui kondisi di lapangan. Mudah-mudahan nanti awal November sudah dapat diketahui hasilnya,” kata dia.

Menurut Surip, biasanya anjing banyak dipelihara oleh warga yang berada di permukiman yang berbatasan dengan hutan. Masyarakat menjadikan anjing sebagai penghalau hewan liar dari hutan.

Terkadang warga juga menggunakan anjing untuk menjaga ladang mereka. “Kalau lokasinya menyebar, pokoknya yang berbatasan dengan hutan. Entah itu di Kecamatan Wonogiri, Eromoko, Wuryantoro, Giriwoyo, Baturetno, Ngadirojo dan sebagainya,” kata dia.

Sebelumnya Kepala Dinakkeswan Jateng, Agus Wariyanto, mengatakan konsumsi daging anjing di Jateng diketahui menempati peringkat kedua setelah DKI Jakarta.

Berdasarkan data Disnakkeswan Jateng, konsumsi daging anjing paling banyak di Solo yakni 63 ekor per hari, kemudian Klaten sebanyak 25 ekor per hari, disusul Kota Semarang dan Kabupaten Semarang masing-masing 22 ekor per hari.

Sedangkan populasi anjing di Jateng sendiri cukup tinggi mencapai 74.801 ekor. Daerah yang paling banyak populasi anjingnya adalah Kabupaten Wonogirir dengan 13.000 ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya