SOLOPOS.COM - "Manusia kayu" asal Sragen, Sulami, diperiksa di RSUD Soehadi Prijonegoro, Selasa (24/1/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Penyakit langka diderita warga Sragen yang tubuhnya kaku bak manusia kayu.

Solopos.com, SRAGEN — Tim dokter spesialis RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen yang memeriksa kondisi Sulami, “manusia kayu” asal Kedawung Sragen, Selasa (24/1/2017), memutuskan merujuk Sulami ke Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta di Kartasura, Sukoharjo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wartawan Solopos, Tri Rahayu, melaporkan berdasarkan hasil pemeriksaaan tim yang disampaikan di RSUD Sragen, Selasa, hasil foto rontgen dari ujung kepala sampai ujung kaki Sulami menunjukkan adanya perekatan antartulang mulai tulang leher, tulang dada, tulang belakang, hingga tulang ekor yang menyatu dengan kuat.

“Ada ikatan tulang antara bahu kanan kiri dengan dada, di tulang kedua kaki juga menyatu. Pada persendian menyatu dengan tulang sehingga tak bisa digerakkan,” kata anggota tim dokter yang juga dokter spesialis radiologi, dr. Prasetyo Dewanto. (baca: 7 Dokter Spesialis Periksa Kondisi Sulami Manusia Kayu Asal Sragen)

Menurut dia, hanya ada dua persendian Sulami yang berfungsi yakni pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Bahkan mulut Sulami hanya bisa membuka dengan diameter 1 cm sehingga menyulitkan saat makan. Sedangkan di rongga dada, pembusungan rongga dada
hanya 1 cm sehingga pernapasan Sulami juga terganggu.

Dokter spesialis syaraf, dr. Ani Yulianti, mengatakan Ankylosing spondilitis yang diduga terjadi pada Sulami bisa menjangkiti seseorang dalam rentang usia 10-35 tahun. “Tapi sebelum usia 10 tahun bisa terjadi proses sedikit demi sedikit diduga karena kelainan genetik,” ungkapnya.

Akibatnya, ada keterbatasan gerak karena tulang sendi tak berfungsi sebagaimana mestinya. Sejauh ini, ada upaya RSUD Sragen lewat fisioterapi yang memungkinan persendian tangan dan kaki berfungsi secara maksimal tapi tidak bisa menangani penyakit itu.

Dokter rehabilitasi medik, dr. Dwi Budi, menyarankan Sulami dirujuk ke RS Ortopedi untuk mengembalikan fungsi persendian dulu agar bisa bergerak kemudian baru dilakukan pengobatan lanjutan.

Ketua Komite Medis RSUD Sragen yang juga dokter spesialis penyakit dalam, dr. Lulus Budiarto, mengatakan berdasarkan kesimpulan pemeriksaaan yang dilakukan tujuh dokter spesialis, penanganan Sulami lebih baik dirujuk ke RS Ortopedi karena fasilitasnya lebih lengkap ketimbang di RSUD Sragen.

“Hasil pemeriksaaan tim dari RSUD Sragen dicantumkan dalam rujukan yang disiapkan hari ini,” kata dia. Rencananya, pihak RSUD Sragen akan mengantarkan Sulami ke RS Ortopedi, Rabu (25/1/2017) besok. Sulami untuk sementara dikembalikan ke keluarga karena tidak ada indikasi membutuhkan perawatan emergency di rumah sakit.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sragen dr. Hargiyanto mengatakan semua biaya pengobatan Sulami ditanggung APBD melalui Jamkesda yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya