SOLOPOS.COM - Perawat mengantar pasien Ankylosis Spondylitis asal Sragen, Sulami, menuju mobil ambulans di RSUD dr. Moewardi, Solo, Rabu (1/2/2017). Kondisi Sulami membaik sehingga diperbolehkan pulang. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Penyakit langka punggung bambu diidap Sulami warga Sragen.

Solopos.com, SOLO — Sulami, 35, pengidap ankylosis spondylitis atau punggung bambu asal Selorejo, Mojokerto, Kedawung, Sragen, akhirnya diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Solo, Selasa (7/2/2017).

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Sulami dijemput menggunakan mobil ambulans keliling Puskesmas Kedawung I. Secercah senyum ia kembangkan menanggapi lambaian tangan Kepala Bangsal Mawar I RSUD Dr. Moewari, Sugiyarti, yang menyapanya sesaat sebelum pintu belakang ambulans ditutup.

Siang itu Sulami mengenakan pakaian terusan warga hijau dengan motif. Kepalanya tertutup rapi jilbab pink dengan motif warna putih. Sejak dari bangsal tempat ia dirawat, Bangsal Mawar I, ia membawa erat tasbih cokelat, radio dan sebuah dompet. Masih ada bekas infus di tangan kanan dan kirinya.

Tiga orang membopongnya dari tempat tidur RS menuju tempat tidur portable di mobil ambulans keliling tersebut. Kerabatnya kemudian menyelimutinya dengan kain jarit. Bidan Desa Mojokerto, Indra Tri Mei, ikut serta dalam mobil ambulans itu.

“Biaya alat bantu akan ditanggung Pemkab Sragen. Semua gratis. Bu Sulami mendapat Kartu Saraswati. Memang ada instruksi dari kepala dinas,” ujarnya sambil berlalu.

Kepala Ruang Mawar I, Sugiyarti, mengatakan kondisi Sulami sudah membaik. Rumah sakit memberikan seperangkat alat medikasi khususnya untuk mengobati luka yang terbuka di bagian kaki. “Kondisi Bu Sulami sudah membaik,” kata dia saat ditemui wartawan.

Ketua RT setempat sekaligus kerabat Sulami, Tukimin, 43, mengatakan Puskesmas Kedawung dan keluarga menjemput Sulami yang diketahui mengalami banyak perbaikan selama perawatan di RSUD Dr. Moewardi.

Ia berharap ada peningkatan kondisi dan kesembuhan bagi Sulami. “Kami berharap dia bisa sembuh seperti sedia kala,” kata dia.

Rehabilitasi Medis

Pelaksana Humas RSUD Dr. Moewardi Solo, Elysa, mengatakan secara medis, pihak rumah sakit masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan dari tim dokter.

“Yang kami lakukan adalah pengobatan rehabilitasi medis supaya otot-ototnya bisa berfungsi kembali. Tapi itu butuh waktu lama. Enggak bisa 1-2 pekan selesai. Mungkin butuh berbulan-bulan,” ujarnya saat diwawancara wartawan.

Ia menyatakan RSUD Dr. Moewardi tetap bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen dan Dinas Kesehatan (Dinkes). Selain itu ada pantauan kondisi Sulami dari pemkab setempat dan RSUD Dr. Moewardi.

“Kepulangan kali ini bukan seperti orang panas lalu pulang. Secara psikis, pasien bisa bosan di sini. Kalau dipaksanakan malah drop [psikisnya]. Apalagi, pasien ingin bertemu simbahnya yang merawatnya yang kabarnya sedang sakit,” terang Elysa.

Lebih lanjut, tim dokter yang menangani Sulami sudah berkunjung ke rumah Sulami hari itu. Hal itu menjadi pedoman untuk menentukan alat bantu yang cocok digunakan. Keinginan dokter rehab sebenarnya mau membuat kasur yang bisa membantu pasien dengan remot.

“Kami mau mengurangi ketergantungannya terhadap orang lain. Kami menjaga psikis yang bersangkutan. Kalau bagus, kesehatan akan lebih cepat pulih. Yang kami khawatirkan, karena simbah yang merawatnya sakit, itu bisa menurunkan psikisnya. Tapi kami kagum karena meski anemia, kadar hemoglobinnya masih 8. Artinya masih bagus. Orang yang merawatnya berarti menjaga asupan gizi,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya