SOLOPOS.COM - Ufairah Mumtazah, 1, bayi penderita atresia bilier menjalani perawatan intensif di RSUP dr. Sardjito Jogja, Kamis (8/9/2016). (JIBI/Solopos/Istimewa)

Penyakit langka, kondisi kesehatan Ufairah Mumtazah menurun dan sudah tiga kali masuk RS.

Solopos.com, SRAGEN–Pada 3 September lalu, Ufairah Mumtazah, genap berusia satu tahun. Namun, berat badan bayi penderita penyakit langka yakni atresia bilier itu hanya mencapai 4,8 kg.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Anak pertama dari pasangan Ihsan Arifudin, 31, dan Dyah Fajar Indriyani, 28, warga Dusun Drugan, RT 011/RW 002, Desa Trobayan, Kalijambe, Sragen, itu sudah tiga kali masuk RSUP dr. Sardjito Yogyakarta dalam tiga bulan terakhir. Saat ini, Ufairah masih menjalani perawatan intensif di RS karena kondisi kesehatannya terus menurun.

“Sekarang kondisi anak saya itu lebih rentan sakit. Dia mudah sekali demam. Pada Ramadan lalu, dia menginap di RS selama 15 hari. Pada Agustus lalu, dia kembali menginap selama 17 hari. Sekarang, dia masih di RS sejak Senin [5/9/2016] lalu,” terang Ihsan yang sedang menunggui Ufairah di RSUP dr. Sardjito kala berbincang dengan Solopos.com melalui telepon, Kamis (8/9/2016).

Baca juga :

Bobot ideal untuk bayi usia setahun adalah 9,9 kg. Namun, asupan gizi yang tidak maksimal membuat Ufairah hanya memiliki bobot setara bayi usia dua bulan. Pada Agustus lalu, sebetulnya bobot Ufairah sudah mencapai 6,3 kg. Apabila bisa meningkat menjadi 9 kg, Ufairah sudah bisa menjalani operasi cangkok hati dengan catatan kondisi kesehatannya tidak menurun. Alih-alih bisa naik, sejak dirawat selama 17 hari, bobot Ufairah justru berangsur turun. Kondisi itu diperparah dengan munculnya penyakit lain yakni peradangan pada paru-paru dan pengerutan pada jaringan otak.

“Dokter bilang, otak Ufairah sudah tidak bisa berkembang. Itu pengaruh dari kurang maksimalnya nutrisi yang mengalir ke otak. Hingga usia 1 tahun, Ufairah belum bisa menegakkan kepalanya,” jelas Ihsan.

Penyakit atresia bilier itu sudah membuat hati Ufairah membengkak. Hal itu yang mengakibatkan proses penyerapan nutrisi makanan tidak maksimal. Operasi cangkok hati merupakan solusi bagi Ufairah. Namun, upaya operasi cangkok hati itu tidak didukung dengan berat badan Ufairah yang ideal. “Kami belum memikirkan operasi [cangkok hati] karena berat badan Ufairah masih jauh dari ideal. Sementara kami fokus menjaga dia dan mengantisipasi supaya dia tidak merasa kesakitan dulu,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya