SOLOPOS.COM - Roberta Fani, 29, menggendong putrinya Calista Ramadani, bayi penderita penyakit Alagille Syndrome di PMI Solo, Rabu (16/7/2014) (JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra Kumala)

Solopos.com, SOLO--Seorang bayi menangis di salah satu ruangan di lantai III kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo, Selasa (16/7/2014) siang. Tangis bayi peremuan berusia satu tahun itu menjadi perhatian puluhan orang di dalam ruang rapat kantor yang terletak di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Solo. Calista Ramadan, nama bayi tersebut menangis cukup keras di gendongan ibunya, Roberta Fani, 29.

Meski Calista menangis dan sempat memberhentikan pembicaraan dalam forum jumpa pers tersebut, Fani tetap bertahan di dalam ruangan. Sambil menimang dan mencoba meredakan tangis Calista, Fani tetep berada di ruangan lantaran ingin mengutarakan rasa senang kepada sejumlah pengurus PMI Solo dan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat itu, Fani baru saja mendengar berita baik mengenai kepastian perawatan dan pengobatan penyakit Calista. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Solo baru saja mengutarakan komitmen mereka untuk siap merawat Calista yang mengidap penyakit langka alagille syndrome itu.

Seorang dokter di bagian anak RSUD dr. Moewardi, dr. Evi Rokhmah, mengatakan akan menggunakan segala peralatan medis di RS guna menyembuhkan penyakit Calista. Selain itu RS yang terletak di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres tersebut bakal menjamin kebutuhan obat-obatan selama perawatan Calista.

“Kami hanya bisa melakukan tindakan suportif yakni, memberikan pertawatan dan obat-obatan bagi Calista. Kami bakal berusaha optimal menangai anak itu,” ujar Evi kepada Fani dan sejumlah wartawan saat jumpa pers yang diselenggrakan PMI Solo, Rabu.

Sebagai informasi, Calista memiliki saudara kembar, Kaila Natalia Asanfa. Kedua anak pasangan Fani dan Sariyanto, 33, itu mengidap alagille syndrome. Alagille syndrome merupakan penyakit yang menyerang organ tubuh hati, jantung, dan ginjal. Kaila meninggal dunia, Selasa (15/4/2014), akibat pendarahan pada pada ginjal, usai menjalani operasi.

“Kami tidak ingin nasib Calista seperti saudara kembarnya [yang meninggal]. Semua pihak menginginkan Calista sembuh. Namun, karena penyakit yang diderita [Calista] langka, kompleks, dan baru pertama kali kami tangani jadi kami hanya kan melakukan tindakan pengobatan seotptimal mungkin,” kata Evi.

Sekretaris PMI Solo, Sumartono, mengatakan biaya perawatan dan kebutuhan obat Calista bakal ditanggung oleh PMI Solo. PMI Solo memperoleh dana dari sumbangan masyarakat umum dengan membuka rekening dompet kemanusiaan PMI.

“PMI Solo membuka rekening dompet kemanusiaan PMI untuk mencukupi kebutuhan biaya perawatan dan kebutuhan obat Calista. Kami berharap uang yang diperoleh dari dompet kemanusiaan bisa mencukupi kebutuhan tersebut. Kemarin saya dapat informasi, biaya yang sudah dikeluakan pihak keluarga bahkan mencapi nilai Rp90 juta untuk perawatan dan kebutuhan obat Calista,” imbuh Sumartono.

Setelah semua pihak mengutarakan berbagai pernyataan, Fani kemudian menceritakan kisah perjalanannya selama tiga bulan terakhir bersama keluarga untuk merawat Calista. Calista sempat dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RS St. Carolus Jakarta dengan berbagai macam masalah yang dihadapi.

“Kami sudah menggadaikan rumah dan dua motor. Semua uang hasil penjualan untuk pengobatan Calista dan Kaila. Hampir Rp100 juta kami keluarkan. Bahkan, karena kami juga berhutang, saat ini setiap hari mendapat terror dari penagih. Saya mengucapkan terimakasi kepada semua pihak yang mau membantu anak kami ini,” ujar Fani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya