SOLOPOS.COM - Anggota tiga komunitas di Sragen mengunjungi Sulami, 35, wanita dengan penyakit langka di rumahnya, Dusun Selorejo Wetan, RT 31, Desa Mojokerto, Kedawung, Sragen, Minggu (8/1/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Penyakit langka, DKK Sragen telah mengunjungi dan memeriksa warga Kedawung yang menderita penyakit “manusia kayu”.

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen memastikan penyakit yang diderita “manusia kayu” Sulami, 35, warga Dusun Selorejo Wetan, RT 31, Desa Mojokerto, Kedawung, merupakan bamboo spin atau punggung bambu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penyakit dengan istilah medis Ankylosing Spondylitis ini diderita Sulami karena faktor genetik. Hal itu disampaikan Sekretaris DKK Sragen Hargiyanto setelah mengunjungi Sulami di rumahnya, Rabu (11/1/2017).

Hargiyanto menjelaskan DKK Sragen tidak mengabaikan masalah kesehatan yang membelit Sulami. DKK Sragen melalui petugas puskesmas setempat sudah rutin memberikan perawatan terhadap Sulami sejak 2008 lalu.

Saat itu, Sulami masih ditemani saudara kembarnya yang sudah meninggal dunia pada 2012. “Kondisi kesehatannya terus dipantau petugas puskesmas. Luka di kakinya itu yang merawat juga petugas puskesmas. Rencananya kami membawa dia ke RSUD Sragen supaya luka di kakinya mendapat perawatan. Kemungkinan kalau tidak Kamis [12/1/2017] ya Jumat [13/1/2017],” terang Hargiyanto saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu.

Hargiyanto menilai luka di bagian kaki itu muncul karena Sulami tidak bisa beraktivitas. Luka itu hampir mirip dengan penyakit decubitus yang biasa menyerang di punggung orang lumpuh. “Tadinya kami mengira luka itu muncul karena dia mengalami diabetes. Tapi, setelah kami cek, gula darahnya normal,” jelas Hargiyanto.

Hargiyanto menilai kecil kemungkinan penyakit yang disebabkan faktor genetik bisa sembuh. Penyakit bamboo spin membuat tulang-tulang belakang Sulami menyatu. Penyakit itu juga sudah menjalar ke tulang tangan dan kaki.

Hal itu membuat anggota tubuh Sulami menjadi kaku layaknya kayu. Setelah dibawa ke RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen, ada kemungkinan Sulami dirujuk ke rumah sakit lain yang punya spesialis bedah tulang di Solo.

Meski begitu, hal itu tergantung keluarga Sulami. “Dia itu tinggal bersama neneknya yang sudah tua. Ibunya sudah sakit-sakitan. Adiknya sudah berkeluarga sehingga sudah sibuk dengan urusannya. Kalau dibawa ke RS tapi keluarga tak bisa menunggui ya repot. Kami tidak mungkin bisa menjaganya sepanjang waktu,” papar Hargiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya