SOLOPOS.COM - Ufairah Mumtazah, bayi berusia empat bulan, dalam dekapan ibundanya, Dyah Fajar Indriyani, 27, di rumah mereka di Dusun Dugan, RT 011/RW 002, Desa Trobayan, Kalijambe, Sragen. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Penyakit langka, bayi berusia 18 bulan penderita atresia billier Ufairah Mumtazah meninggal dunia.

Solopos.com, SRAGEN — Ufairah Mumtazah, bayi berusia 18 bulan penderita penyakit atresia billier asal Dukuh Drugan, RT 011/RW 002, Desa Trobayan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, mengembuskan napas terakhir di Ruang Melati 1 RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, Jumat (3/3/2017) pukul 16.15 WIB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kondisi Ufairah yang lemah sempat menjadi perhatian warga Sragen dan Soloraya pada awal 2016 lalu. Para pelajar, masyarakat umum, guru, dan pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkab Sragen mengumpulkan dana peduli Ufairah untuk membantu pengobatannya. (Baca juga: Sekda Keluarkan SE untuk Bantu Ufairah Bayi Sragen Penderita Atresia Billier)

Kala itu, dokter berencana melakukan transplantasi hati Ufairah dengan kebutuhan biaya mencapai Rp1,1 miliar. Dana yang terkumpul untuk Ufairah sudah mendekati Rp1 miliar. Namun Tuhan berkehendak lain.

Putri pasangan Ihsan Arifudin, 31, dan Dyah Fajar Indriyani, 28, masih makan dan minum dengan bantuan selang yang dimasukkan lewat lubang hidungnya sebelum meninggal. “Ya, tadi pukul 16.15 WIB meninggal. Sejak lahir sampai meninggal, Ufairah dirawat di RSUD dr. Moewardi Solo sebanyak tiga kali dan di RSUP dr. Sardjito Jogja sebanyak 10 kali. Perjuangan Ufairah untuk sembuh panjang dan tidak bisa saya ceritakan secara detail,” ujar ayah Ufairah, Ihsan, dalam pesan singkatnya kepada Solopos.com, Jumat malam.

Ihsan mengisahkan Ufairah belum sempat dioperasi karena berat badannya belum ideal, yakni 5,8 kg. Bahkan dana bantuan dari para PNS senilai Rp101 juta yang diserahkan langsung oleh Agus Fatchur Rahman saat masih menjabat Bupati Sragen di akhir masa kepemimpinannya pun hingga kini belum diambil Ihsan karena belum sempat operasi.

Setiap kali masuk rumah sakit (RS), kata Ihsan, anaknya harus naik kelas karena tidak ada kamar untuk merawatnya. Kamar terakhir yang didapat Ufairah pun merupakan kamar kelas 1 dan VIP D. Selama perawatan Ufairah menggunakan fasilitas jaminan kesehatan nasional (JKN). “Malam ini, kami pulang ke Sragen. Rencana Ufairah kami makamkan besok [Sabtu, 4/3/2017] pukul 08.00 WIB,” ujar Ihsan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya