SOLOPOS.COM - Salah satu tenaga medis dari Puskesmas Delanggu, Dr. Adhitya Indra (berdiri), menyampaikan materi dalam Sosialisasi Penyakit Menular Parotitis (Gondong) di Balai Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten, Rabu (30/10/2013). ( Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

   Salah satu tenaga medis dari Puskesmas Delanggu,  Dr. Adhitya Indra (berdiri), menyampaikan materi dalam Sosialisasi Penyakit Menular Parotitis (Gondong) di Balai Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten, Rabu (30/10/2013). ( Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)


Salah satu tenaga medis dari Puskesmas Delanggu, Dr. Adhitya Indra (berdiri), menyampaikan materi dalam Sosialisasi Penyakit Menular Parotitis (Gondong) di Balai Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten, Rabu (30/10/2013). (
Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Mengantisipasi merebaknya penyakit parotitis atau gondong, 30 warga Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten mengikuti sosialisasi kesehatan dari Puskesmas Delanggu di balai desa setempat, Rabu (30/10/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sosialisasi itu digelar lantaran beberapa waktu lalu belasan anak di desa tersebut terserang gondong.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sosialisasi tentang gondongan ini harus kami lakukan dengan segera, sebab penyakit tersebut memiliki tingkat penularan cukup cepat,” ungkap salah satu dokter dari Puskesmas Delanggu yang menjadi pemateri dalam Sosialisasi Penyakit Menular Parotitis (Gondong), Dr. Adhitya Indra, kepada wartawan di lokasi, Rabu.

Hal itu terbukti dengan banyaknya penderita gondongan di Sribit dalam waktu yang cukup singkat. Dengan adanya sosialisasi itu, menurutnya, masyarakat bisa mengetahui dan melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit gondong.

Dia meminta agar warga bisa menjaga kesehatan, daya tubuh dan asupan gizi. Pasalnya, penyakit gondongan biasa menyerang pada anak usia sekolah yang daya tahan tubuhnya sedang tidak fit. Selain itu, warga juga bisa melakukan tindakan pencegahan dengan diberi vaksin mumps, morbili, rubela (MMR). Vaksin tersebut bisa diberikan kepada anak mulai usia 15 bulan hingga dewasa yang belum pernah menderita gondong.

Jika terserang gondong, lanjut dia, penderita bisa langsung dikompres dengan menggunakan air dingin pada rahang bawah atau leher atas yang bengkak. Selain itu, usahakan agar penderita menghindari makanan yang masam, minum es hingga jajan sembarangan. Pada kondisi normal, manusia memiliki dua kelenjar ludah. Menurutnya, penderita gondong bisa terserang dua kelenjar ludahnya sekaligus jika kondisi badan sedang tidak fit. “Biasanya menyerang salah satu kelenjar ludah, tapi dalam kondisi tidak fit bisa terserang dua-duanya [kelenjar ludah],” tegasnya.

Menurutnya, penyakit gondong sebenarnya tidak berbahaya dan bisa dirawat di rumah. Namun, yang perlu diwaspadai adalah tingkat penularan yang sangat cepat.  Sementara Kepala Desa Sribit, Alibi, mengatakan 30 orang itu merupakan perwakilan dari masyarakat yang meliputi ketua RT/RW, kader posyandu dan keluarga dari warga yang terserang gondong. “Diharapkan, dengan adanya sosialisasi, peserta bisa menyambung lidah atau memberitahukan ilmunya kepada warga lain,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya