SOLOPOS.COM - (Dari kiri ke kanan), Ketua Tim Medis RS Nur Hidayah, DR. dr. Sagiran dan Dewan Pengawas Medis, dr. Tri Ermin Fadlina (istri Sagiran) berfoto bersama Supiyati yang didampingi pamannya, Siswanto. Setelah menjadi pembicara dalam pengajian rutin bulanan di RS Nur Hidayah, mantan pasien berpenyakit aneh itu menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke rumah Sagiran yang tidak lain adalah pemilik RS Nur Hidayah. (Dinda Leo Listy/JIBI/Harian Jogja)

BANTUL— Hampir tiga pekan meninggalkan RS Nur Hidayah, Jetis, Bantul, Supiyati kian tangguh menghadapi serangan paku dan jarum. Bahkan, secara tidak langsung, perempuan berumur 25 tahun itu sudah berani menantang pihak tertentu yang berniat melukai dirinya dengan ilmu sihir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dalam bahasa Jawa, istilahnya betah-betahan. Betah aku opo betah kowe,” ujar mantan pasien RS Nur Hidayah itu saat ditemui Harian Jogja di rumah ketua tim medis RS Nur Hidayah, DR. dr. Sagiran di Dusun Botokenceng, Wirokerten, Banguntapan, Minggu (28/10/2012) siang.

Sagiran membenarkan jika sejumlah paku dan jarum sempat tertanam di tubuh Supiyati selama dirawat di rumah keluarganya di Dusun Seropan II, Muntuk, Dlingo. Namun, berkat pendampingan intensif tim Husnul Khatimah Care (Hu Care), Supiyati sudah bisa melindungi dirinya sendiri.

“Selain didampingi keluarganya yang sudah dibekali ilmu terapi rukyah, Supiyati sudah bisa mandiri dalam menangkal serangan sihir itu,” kata Sagiran seraya meminta Supiyati memperagakan caranya menyembuhkan penyakit aneh yang dideritanya sejak akhir 2010 itu.

Tanpa aba-aba, Supiyati, yang saat itu duduk bersimpuh, langsung melafalkan serangkaian doa berbahasa Arab dengan suara keras. Sementara, tangannya menepuk-nepuk bagian kakinya, seolah tengah membersihkan rok panjangnya dari kotoran.

Sagiran menambahkan, selama Supiyati terus mengamalkan ibadah dengan rutin dan bersungguh-sungguh, niscaya serangan sihir itu bakal berkurang kekuatannya. Di samping itu, Supiyati juga terus disarankan tidak menyimpan benci dan dendam kepada siapapun yang berniat mencelakai dirinya.

Disinggung mengenai rencana pengurangan intensitas kunjungan tim Hu Care RS Nur Hidayah kepada Supiyati menjadi tiga hari sekali, Sagiran mengatakan hal itu belum diberlakukan. “Sementara, kunjungan tim Hu Care masih rutin tiap hari sekali,” tandasnya.

Sebab, Sagiran menjelaskan, tujuan program spiritual Hu Care terhadap pasien ialah pencapaian pemahaman sikap dan perilaku yang benar dalam menjalani takdir sakitnya. “Jargonnya sakit adalah anugrah, sembuh semakin saleh, hidup tambah berkah, mati husnul khatimah,” tegasnya.

Kakak sepupu Supiyati yang menjadi tim spiritual dari pihak keluarga, Joko Susilo, 30, menuturkan perkembangan kondisi Supiyati terus membaik dari hari-hari sebelumnya. “Ibadahnya sudah rutin. Salat wajib tepat waktu. Lidahnya sudah tidak kelu untuk melafalkan ayat suci,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya