SOLOPOS.COM - Kondisi Supiyati saat ini. Perempuan yang sempat terserang penyakit aneh itu kini menjadi motivator di RS Nur Hidayah Bantul. (Dinda Leo Listy/JIBI/Harian Jogja)

Kondisi Supiyati saat ini. Perempuan yang sempat terserang penyakit aneh itu kini menjadi motivator di RS Nur Hidayah Bantul. (Dinda Leo Listy/JIBI/Harian Jogja)

BANTUL—Selama dirawat di rumah keluarganya di Dusun Seropan II, Muntuk, Dlingo sejak Jumat (12/10/2012) lalu Supiyati mengalami bermacam kejadian aneh. Mulai dari mendengar suara tangisan gaib hingga menemukan jarum yang belum sempat tertanam di tubuhnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu diutarakan Supiyati seusai menjadi pembicara dalam pengajian yang digelar di pelataran parkir RS Nur Hidayah, Minggu (28/10/2012). “Beberapa hari lalu, setelah selesai berdoa malam, terdengar suara tangisan di kamar. Entah dari mana asal suara itu,” katanya saat ditemui Harian Jogja.

Menurut ketua tim medis RS Nur Hidayah, DR. dr. Sagiran, tangisan gaib itu menandakan serangan paku dan jarum dari pihak tertentu melalui perantara sihir tidak berhasil menembus tubuh Supiyati. “Tangis itu adalah suara pelakunya yang tengah kesakitan,” ujar Sagiran lantang.

Maka, Sagiran berpesan agar Supiyati lekas membentak si pelaku itu jika nantinya masih mendengar suara tangisan gaib lagi. Jika pengirim sihir tersebut terus nekat melancarkan serangan, Sagiran menambahkan, suatu saat Supiyati bakal melihat adanya paku atau jarum yang berjalan sendiri.

“Kalau sempat melihat paku berjalan sendiri, tangkap saja. Paksa paku itu agar mengakui asal usulnya. Tanyakan saja semua. Sehabis itu, perintahkan paku memilih, akan pergi sendiri atau harus dibakar,” tegas Sagiran disertai anggukan kepala Supiyati dan sejumlah keluarga yang mengiringinya.

Supiyati menambahkan, pada Jumat (26/10/2012) dirinya menemukan sebuah jarum kecil sepanjang sekitar lima centimeter. “Setelah selesai menunaikan salat Luhur, saya melihat jarum itu berada di lantai (dekat sajadah),” terang Supiyati.

Malamnya, kakak sepupu Supiyati, Joko Susilo, 30, juga menemukan sebuah jarum kecil di dekat tempat tidur Supiyati. Kala itu, Supiyati baru selesai berdoa. “Tiap malam, mulai pukul 00.30 WIB, saya sulit tidur. Serasa ada yang menepuk pundak agar bergegas bangun,” imbuh Supiyati.

Paman Supiyati, Siswanto, 58, dari sekian ibadah wajib dan sunah yang telah rutin dilaksanakan Supiyati, salat tahajud terbilang masih jarang. “Terkadang saya yang menemani kalau pas bisa bangun tengah malam,” ujarnya.

Padahal, menurut Sagiran, salat tahajud adalah senjata pamungkas untuk menangkal berbagai penyakit aneh akibat serangan sihir. “Kalau senjata ampuh itu diamalkan secara rutin dan ikhlas, niscaya kekuatan sihir yang menyerang Supiyati bakal berkurang drastis,” tandas Sagiran.

Sagiran menambahkan, dirinya sangat menyayangkan masih banyaknya pihak yang tidak mempercayai penyakit aneh yang menimpa Supiyati adalah akibat sihir. Sebab, ketidakpercayaan itu bakal menumbuhkan sikap acuh yang berujung pada hilangnya kepedulian.

“Padahal, Supiyati yang sudah menderita sejak lama (hampir dua tahun) masih membutuhkan uluran tangan serta doa demi kesembuhannya,” pungkas Sagiran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya