SOLOPOS.COM - Louise Glück. (Independent)

Solopos.com, STOCKHOLM — Sastrawan Amerika Serikat Louise Glück menjadi penyair yang memenangkan hadiah Nobel Sastra 2020. Glück menang atas “Suara puitisnya yang sangat jelas bahwa kecantikan yang kuat membuat eksistensi individu menjadi universal”.

Menilik Kemewahan Walter Reed, RS Tempat Donald Trump Dirawat

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

Dilansir Independent, Jumat (9/10/2020), Louise Glück lahir pada tahun 1943 di New York dan saat ini tinggal di Cambridge, Massachusetts. Glück memulai debutnya pada tahun 1968, dan sekarang menjadi professor sastra Inggris di Yale University.

Karya perdananya Firstborn meroketkan namanya menjadi salah satu penyair paling kenamaan. Dia telah menarik perbadingan dengan penyair hebat lainnya seperti George Eliot, Jhon Keats, dan Emily Dickinson.

Hingga saat ini, Louise Glück telah menerbitkan 12 kumpulan puisi serta sejumlah essay dan kritik sastra terkenal. Karya-karyanya sering berfokus pada masa kanak-kanak, kehidupan keluarga, dan relasi antara orang tua dan saudara kandung.

Pelaut Indonesia Kabur dari Karantina Corona di Korea Selatan

Selain itu ia juga mengambil inspirasi dari mitologi Yunani dan karakternya, seperti Persephone dan Eurydice, yang sering menjadi korban pengkhianatan.

Penyair berusia 77 tahun ini juga telah memenangkan penghargaan Pulitzer 1993 untuk antalogi karyanya The Wild Iris, dan dianugrahi National Book Award pada 2014 untuk koleksi terbarunya, Faithful and Virtuous Night.

Dalam sebuah wawancara, Louise Glück mengatakan dia terkejut tetapi merasa terhormat untuk memenangkan Hadiah Nobel. Glück adalah wanita ke-16 yang memenangkan Nobel. Sebelumnya penghargaan Nobel Sastra ini diberikan kepada Toni Morrison, Doris Lessing dan Nadine Gordimer.

Mengutip The Guardian, Jumat (9/10/2020), dengan memenangkan penghargaan Nobel Sastra tersebut, Glück menerima uang senilai 10 juta Kronor yang setara dengan US$1,1 juta lebih atau sekitar 16,2 miliar rupiah. Dalam wawancaranya, penyair ini mengatakan hadiah tersebut membantunya untuk membeli rumah di Vermont.

Muncul Klaster Covid-19 Di Rusun Asmil Solo, Dandim: Semua Sudah Ditangani

Dibayangi Keributan

Penghargaan Nobel Sastra tahun ini dibayangi keributan dan kontroversi dari penghargaan tahun-tahun sebelumnya. Diketahui penghargaan Nobel Kesusastraan tahun 2018 ditunda, setelah tuduhan pelecehan seksual yang mengguncang Akedemi Swedia.

Akademi itu merupakan badan yang pemilih pemenang penghargaan. Kasus kontroversi yang terjadi memicu para anggota untuk melakukan eksodus massal. Sedangkan pada tahun 2019, dua pemenang diumumkan sekaligus.Penulis Polandia Olga Tokarczuk menerima penghargaan Nobel sastra untuk tahun 2018, dan Peter Handke memenangkan penghargaan tahun 2019.

Namun penghargaan Nobel Sastra untuk Handke memicu gelombang protes, dengan alasan Handke merupakan pendukung Serbia selama Perang Balkan. Bahkan penyair ini juga dituding sebagi pembela kejahatan perang Serbia, dan mendapat citra buruk atas dukungannya tersebut.

Korban Penipuan Mantan Sales Motor di Sragen Belum Bisa Dapat BPKB

Bahkan beberapa negara seperti Albania, Bosnia, dan Turki memboikot upacara penghargaan Nobel. Hal ini diketahui sebagai protes atas kemenangan penulis Handke, sementara itu anggota komite yang menominasikan kandidat untuk hadiah sastra mengundurkan diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya