SOLOPOS.COM - Berita Snowden terkait penyadapan Indonesia di The Guardian (theguardian.com)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri RI Marty M. Natalegawa mempertanyakan isu penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap sengketa dagang terkait ekspor rokok kretek dan udang dari Indonesia ke Amerika Serikat (AS).

Penyadapan terungkap setelah mantan pegawai kontrak Nasional Security Agency (NSA) AS Edward Snowden, membocorkan dokumen operasi penyadapan yang dilakukan oleh intelijen Australia Signals Directorate (ASD) yang dilaporkan ke NSA dalam sengketa dagang antara Indonesia dan AS pada 2010 kepada salah satu media massa besar di AS, The New York Times.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam kabar terbaru terkait Snowden itu diungkap tentang keterlibatan 2 operator telepon seluler terbesar Indonesia dalam penyadapan itu. Diungkapkan pula penyadapan yang dilakukan Australia demi kepentingan AS itu terkait dengan kepentingan ekonomi swasta dalam sengketa perdagangan ekspor rokok dan udang.

Marty mengaku tidak dapat mengerti dan tak habis pikir atas aksi penyadapan tersebut. “Saya sulit memahami bagaimana pembahasan antara AS dan Indonesia dalam isu udang punya dampak baik langsung atau tidak langsung terhadap keamanan Australia,” ujarnya seusai bertemu dengan Menlu AS John F. Kerry di Kompleks Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin (17/2/2014).

Menurut Marty, jangan hanya karena Australia dapat menyadap maka berarti negara tetangga itu harus melakukannya. “Kita sebaiknya saling mendengarkan, bukan menguping. Itu yang sebaiknya dilakukan antara dua negara sahabat, antara tetangga,” katanya.

Marty membantah adanya perbedaan sikap Indonesia kepada Australia dan AS dalam kasus penyadapan tersebut. Dia membantah Indonesia bersikap lebih lunak terhadap AS dibandingkan kepada Australia. “Tidak ada perbedaan sikap. Jika terjadi hal serupa, semua dilakukan secara prinsip dan konstitusional dengan memanggil semua Dubes seperti Korea, Singapura, Australia, juga AS dan mendapatkan informasi dari mereka,” katanya.

Namun demikian, Marty mengakui AS menangani isu penyadapan tersebut dengan lebih baik. Bahkan, pimpinan Negara Paman Sam bersedia melakukan perubahan dalam kerja intelijennya. “Sekarang dengan Australia, kebalikannya, saya tidak tahu pasti karena mereka bahkan tidak memberikan komentar apa pun atas persoalan itu [penyadapan],” katanya.

Dia melanjutkan tindakan Pemerintah Australia tersebut tidak sesuai dengan semangat kemitraan antara dua negara.  “Saya ingat sampai 5 bulan atau beberapa bulan lalu, hubungan Indonesia dengan Australia sangat dekat, sangat positif. Bahkan saya sendiri sebagai pribadi yang pernah kelola hubungan Indonesia dan Australia tahu sekali, betapa dekat.”

Sayangnya, hubungan sangat dekat itu berubah hanya dalam waktu sekejap. “Kalau dilihat dari alasannya, tidak ada dari Indonesia. Masalah penyadapan, masalah mendorong balik perahu, masalah pengiriman kapal sekoci, dan seterusnya.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya