SOLOPOS.COM - Dam Colo (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Dam Colo (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

WONOGIRI – Kelompok tani pengguna air saluran induk Colo Barat masih berpotensi merugi kendati pengeringan saluran mundur sepekan. Potensi kerugian muncul akibat masih ada sekitar 30 hektare tanaman padi yang sudah ditanam dan baru berumur 1,5 bulan sehingga berpeluang mengalami gagal panen jika pasokan air disetop.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketua Gabungan Petani Pengelola dan Pemakai Air (GP3A) Saluran Induk Colo Barat Wonogiri, Sugeng Sihono, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (22/9/2012), mengatakan sejumlah petani di wilayahnya melaporkan masih ada tanaman padi yang berusia 1,5 bulan. Jumlah arealnya berkisar 30 hektare. Jumlah total areal tanaman padi di wilayah jangkau saluran Colo Barat sendiri mencapai 487 hektare. “Walaupun kecil masih ada laporan padi yang umurnya baru 1,5 bulan. Kalau tidak dapat air tanaman memang kemungkinan besar gagal panen atau berkurang hasilnya. Kerugian sekitar Rp750 juta,” jelas Sugeng.

Para petani tersebut, diakui Sugeng, sempat meminta agar Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo mengoreksi jadwal penutupan saluran induk Colo Barat menjadi 15 Oktober. Namun, Sugeng mengatakan pihaknya menyerahkan keputusan pada pihak Jasa Tirta dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Pasalnya, berdasarkan informasi yang diterimanya, jika dipaksakan membuka saluran irigasi air tetap sulit mengalir karena ketinggian air terlalu rendah.
Selain itu, jika air di saluran Colo Barat tetap dioperasikan berpeluang mengganggu suplai listrik dan mengurangi ketersediaan air bersih. “Itu disampaikan waktu pertemuan. Katanya, ketinggian air sekarang hanya 127 cm,” sambung dia.

Sugeng melanjutkan ke depan pihaknya bekerja sama dengan kecamatan setempat akan mendorong petani mematuhi jadwal dimulainya masa tanam setiap tahun. Jika dimulai tepat waktu, yakni sebelum 20 Juli, dia yakin tidak akan ada persoalan air saat saluran Colo Barat harus ditutup. Tak hanya itu, GP3A juga bakal menyarankan petani di tiap hamparan agar menanam padi dengan varietas yang sama sehingga usianya sama.

Camat Selogiri, Bambang Haryanto, menambahkan ide untuk menyeragamkan varietas padi dan jadwal dimulainya masa tanam akan segera ditindaklanjuti. Bambang mengaku memahami persoalan petani terkait kebutuhan air, namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena ada lebih banyak faktor yang membuat saluran Colo Barat harus ditutup.
Bambang berharap upaya untuk menyeragamkan jadwal tanam dan varietas padi dapat menjadi solusi agar ke depan tidak perlu ada petani yang merugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya