SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)--Penutupan aktivitas penambangan galian C menyusul meletusnya Gunung Merapi telah berdampak terhadap proyek fisik yang dikucuri dana alokasi khusus (DAK) Klaten.

Meski demikian, Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten meminta agar rekanan yang mengerjakan proyek fisik DAK tak menjadikan alasan tersebut memperlambat pengerjaan proyek fisik DAK.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saat ini pasokan pasir memang tersendat. Namun, kami minta rekanan pemenang tender tak menjadikan itu sebagai alasan,” kata Kepala Disdik Klaten, Sunardi kepada Espos di lapangan Dompol Kemalang, Rabu (3/11).

Sunardi menegaskan, sejak status Merapi naik menjadi awas, maka jumlah truk galian C mulai anjlok drastis bahkan boleh dibilang tak ada sama sekali.

Pantauan Espos, di sejumlah depo pasir ketersediaan material bangunan juga nihil. Meski pencarian pasir kian susah, namun tak semua pengusaha tambang galian C berani menaikan harganya.

Pasalnya harga eceran tertinggi (HET) pasir telah dipatok. Untuk mengambil pasir dari penambang tradisional, satu truk sedang atau setara dengan 8 meterkubik dihargai Rp 100.000.

Dalam kondisi normal, distribusinya ke wilayah Klaten, seperti Delanggu, harganya di tangan konsumen mencapai Rp 520.000.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya